Mohon tunggu...
Ria nur Aisyah
Ria nur Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca,menari,olahraga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat bagi Kalangan Remaja

7 Januari 2023   12:15 Diperbarui: 7 Januari 2023   12:29 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

FILSAFAT BUKAN ILMU LANGIT

Filsafat bukanlah ilmu bengong dan melamun massal. Ilmu ini adalah seni bertanya tentang segala sesuatu. Mempertanyakan suatu masalah dan menjawabnya dengan pertanyaan lain sehingga sampai pada titik dimana kita menjadi memahami suatu permasalahan dan mampu mencari solusi terbaik dan tepat.

Mengapa banyak remaja atau siswa begitu bangga dengan peraturan ? bangga karena berhasil mencontek, berhasil kabur dari sekolah atau sekedar menghindari mata pelajaran tertentu karena alasan tidak ada manfaat bagi kehidupan mereka?

Filsafat mengajarkan dialog intens antara siswa yang berperan sebagai guru dan guru yang memerankan dirinya menjadi murid. Membiarkan siswa untuk melontarkan pertanyaan dengan kritis tentang segala sesuatu dengan bijak dan terarah. Mendampingi siswa untuk mencari jawaban secara mandiri dan kreatif.

Filsafat menempatkan guru tidak sebagai dewa yang serba tahu namun menempatkan guru sebagai sumber pertanyaan sekaligus mengarahkannya pada tujuan "baik" yang ingin dicapai.

Tidak perlu berfikir dan membayangkan kerumitan filsafat. Kita bisa memulainya dalam kegiatan belajar mengajar melalui metode filsafat yaitu bertanya, berfikir dan kemudian bertanya kembali. Ini merupakan proses panjang dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam mata pelajaran apapun guru dapat memulai pelajaran dengan pertanyaan dasar," apa manfaat ilmu yang dipelajari mereka dalam kehidupan sehari-hari". Dengan mempertanyakan itu semua maka siswa akan menyadari bahwa semua ilmu adalah penting dan tanpa sadar akan mulai menyukai pelajaran apapun. Namun kesadaran itu harus muncul dari analisa, dialog, kontemplasi dan pemahaman mandiri mereka sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun