Mohon tunggu...
Rianto Harpendi
Rianto Harpendi Mohon Tunggu... Insinyur - Universe

Dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Perihal Pekerja, Bekerja Sekaligus Dikerjain

17 November 2020   05:28 Diperbarui: 17 November 2020   22:33 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja pabrik. (Foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Bekerja adalah hakikat manusia. Dalam siklus kehidupan -bila berumur panjang- manusia menjalani sebagian besar waktunya untuk bekerja. Bisa dikatakan, bekerja adalah bagian dari proses kemandirian seseorang.

Makna Bekerja

Setiap orang memaknai bekerja dengan cara dan tujuan tertentu. Tidak diragukan lagi setiap orang pasti membutuhkan uang. Untuk mendapatkan uang, salah satunya bisa dengan cara bekerja. Namun, esensi bekerja tidak hanya "sebatas" itu. Sistem kapitalisme, tanpa disadari, berhasil menghipnotis kita untuk mengejar kemapanan.

Biaya hidup dan tingkat inflasi yang cenderung meningkat setiap tahun telah membuat orang selalu berusaha mengumpulkan uang. Banyak yang melakukannya hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi tidak sedikit juga yang bekerja untuk aktualisasi diri atau memuaskan hasrat pribadi. Hanya segelintir orang yang bekerja sesuai dengan passion.

Hal tersebut tidaklah mengherankan. Sistem pendidikan di Indonesia masih sebatas menghasilkan pekerja. Itupun kurang memadai untuk memperlengkapi pekerja agar terampil dan ahli dalam pekerjaan. Malahan yang sering kita dengar adalah yang penting bekerja dan gaji sesuai.

Kepentingan Pengusaha, Pemerintah dan Pekerja

Dunia kerja sangat kompleks dan rumit. Tarik menarik kepentingan antara pengusaha, pemerintah dan pekerja sulit menemukan titik temu yang pas atau win- win solution. Perayaan hari buruh yang kerap demo merupakan salah contohnya. Agenda perayaan hari buruh tidak lepas dari tuntutan pekerja kepada pemerintah dan pengusaha untuk menaikkan upah pekerja.

Ini adalah salah satu bukti bahwa negara belum mampu mewujudkan keadilan sosial. Kesejahteraan pekerja belum menjadi prioritas yang penting. Beberapa perusahaan menganggap pekerja hanya sebatas alat bukan aset.

Dengan angkatan kerja yang cukup tinggi, Indonesia merupakan salah satu pasar tenaga kerja yang menjanjikan. Ini adalah keuntungan bagi pengusaha. Selain itu, upah tenaga kerja di Indonesia juga relatif rendah. Belum lagi regulasi yang lebih menguntungkan investor/pengusaha daripada pekerja.

Dengan keuntungan yang banyak diperoleh oleh pengusaha, seringkali ditemukan kasus dimana pekerja menjadi "tumbal". Para pekerja menghabiskan berjam- jam dan berhari- hari bekerja tapi juga sedang dikerjain. Barangkali, hampir semua yang bekerja pernah ataupun sedang mengalaminya dengan kondisi ataupun kadar yang berbeda.

Bekerja sekaligus dikerjain adalah kisah yang sering kita dengar atau mungkin pernah kita alami. Ada tanda atau bukti yang sangat mencolok ketika bekerja tanpa dikerjain. Pertama, bekerja membuat kita bahagia dan "merdeka". Artinya, ketika bekerja kita menikmati pekerjaan. Selain menikmati pekerjaan, kita berkembang dan bisa berkarya dalam pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun