Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Matamu yang Kini Hilang

8 November 2022   11:21 Diperbarui: 8 November 2022   21:00 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menatap matamu yang malam, tak ada rembulan di sana, yang ada hanya kesepian berkepanjangan, menggagahi segala sudut suasana, seolah meyakinkan bahwa dia paling dunia.

Kemana perginya gemintang?
sementara kunang-kunang masih setia pada malam, membawa keindahan dan kenangan, memberi pesan bahwa gelap ini hanya tempat untuk menyiasati hari, wujudkan keinginan yang hanya sebatas mimpi.

Aku telusuri tanganmu yang sungai, semusim kemarau, hanya ada bebatuan landai bersama lirihmu yang mendesau, isyaratkan bahwa hujan telah kering, tak ada lagi tabah seperti bulan Juni.

Kemana perginya seyumanmu yang serupa air mengalir itu? dulu memanjang memberi kehidupan, tumbuhkan harapanku yang ranggas, menjadi tunas-tunas keinginan; kini perlahan hilang dan kering tersapu resah semusim kemarau.

Aku bertanya pada dadamu yang lapang,  kemanakah ruang hati tempat hari-hari seakan abadi.

Bandung, 08 November 2022

Sumber: pinterest
Sumber: pinterest

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun