Tiba-tiba, saat aku sedang memakai papan nama, dari arah depan terlihat satu panitia lainnya berlari-lari menghampiri aku. Perawakannya tidak kurus, tapi juga tidak gemuk. Tingginya setara dengan tinggi tubuhku. Oh iya, panitia yang ini perempuan, sedangkan yang menanyaiku di pintu gerbang tadi dia laki-laki kurus berambut gondrong.
"Hei, ayok masuk kelas, sudah mau dimulai lho acaranya!" ajak si panitia perempuan ini.
"Sudah Bram, nanti dia telat lho," ujarnya kepada panitia laki-laki yang tadi menanyaiku.
"Iya, kak." Jawabku sembari mengikuti langkahnya di belakang.
"Oh... jadi laki-laki kurus tadi tadi namanya Bram." Ujarku dalam hati.
Jarak dari gerbang menuju kelas memang lumayan jauh, kurang lebih 500 meter. Di perjalanan menuju gerbang si panitia perempuan yang belum aku ketahui namanya ini bertanya.
"Eh, kamu orang mana emangnya?" tanyanya sambil tetap berjalan.
"Suni, kak," jawabku singkat.
Tiba-tiba dia tertawa sambil geleng-geleng kepala.
"Rumah kamu di mana Suniii, bukan nama kamu siapa, hahaha,"
"Eh, iya kak, maaf, kurang fokus. Rumahku di Lebak Sari," jawabku sambil menahan rasa malu.
Ini pasti gara-gara pikiranku tadi yang memikirkan nama perempuan ini. Jadinya jawabanku malah ngelantur kemana-mana. Arghhh... malu sekali.
"Ouh... pantesan kamu telat," jawabnya sambil terus melangkahkan kakinya.