Di sebuah negeri yang terkenal dengan birokrasi berbelitnya, hiduplah seorang menteri yang terkenal bukan karena kebijakannya, melainkan karena semboyannya: "Kabur aja dulu."
Namanya Menteri Raja Surya Darma. Jabatan menterinya cukup strategis, tetapi entah bagaimana, ia lebih sering menghindar dari tanggung jawab ketimbang menghadapinya.
Hari itu, di ruang sidang kabinet, Presiden tampak geram. Laporan audit terbaru menunjukkan ada proyek kementerian yang terbengkalai, dan semua mata tertuju pada Pak Surya.
“Pak Surya, ini bagaimana? Kenapa dana proyek pembangunan jembatan di desa terpencil tidak digunakan sesuai rencana?” tanya Presiden dengan nada tajam.
Pak Surya meneguk ludah. Ia melirik ke kanan-kiri, mencari celah untuk melarikan diri. “Ehh… begini Pak Presiden, saya rasa ini perlu kajian lebih lanjut. Kita tidak boleh gegabah mengambil kesimpulan, jadi saya usul, kita… kita—”
"Kita apa?" potong Presiden.
"Kabur aja dulu!"
Ruangan hening. Para menteri saling pandang, menahan tawa yang hampir meledak. Presiden menghela napas, jelas sekali ini bukan kali pertama Pak Surya berusaha menghindari masalah.
Beberapa bulan sebelumnya, ketika ada demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah, Pak Surya juga tiba-tiba "sakit" dan pergi ke luar negeri untuk "urusan penting." Lalu, saat dipanggil ke DPR untuk menjelaskan program kementeriannya, tiba-tiba ia "kehilangan suara" dan menyuruh stafnya yang bicara.