Kedua, Anak Tak Diberi Ruang atau Anak Dikekang
Melindungi anak, suatu hal yang wajar bagi kita, orangtua. Tapi, orangtua terlalu protective, banyak melarang anak melakukan ini dan itu tak merangsang pertumbuhan anak.Â
Terlalu ikut campur dalam mengambil keputusan anak sehingga anak tak pernah diberi kesempatan membuat keputusan sendiri juga salah.
Hal itu membuat anak merasa bahwa mereka tak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan dan kehadiran orangtua. Biarkan anak memilih dan mencoba kegiatan positif. Seperti ikut randai, bagi yang putra dan ikut menari bagi yang putri. Basket, volly, dan footsal bagi anak cowok kita. Bisa juga karate.
Biarkan mereka memutuskan lanjut kegiatan ekstra tersebut atau stop. Mereka lebih faham diri mereka daripada kita orangtuanya.Â
Bila cocok, mereka putuskan lanjut. Bila tak cocok beri nasihat dan pilihan. Biarkan mereka belajar membuat keputusan. Orangtua cukup memberi arahan atau gambaran.
Ketika mereka menyampaikan curahatan, "Bun, Bang berhenti karate dulu, ya, Bun. Bang mau fokus bimbel dulu." Curhat si Abang.Â
Lalu saya tanggapi, "Udah izin sama simpainya, Bang? Nanti badan kamu penat-penat, Nak. Lalu ingin latihan lagi. Simpai marah keluar masuk seenaknya." Bujuk saya.
"Bilang apa sama simpainya, Bun?"
"Bilang aja seperti kamu cerita sama Bunda sekarang," jawab saya.
"Oke, Bun. Makasih masukannya."