Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimanakah Nilai Rapor Siswa Bila Kolaborasi Sekolah dengan Orangtua Tak Terjaga?

23 Januari 2023   14:46 Diperbarui: 25 Januari 2023   08:12 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua ambil rapor anak (Sumber dari kompas.com)

Peningkatkan kompetensi terhadap semua unsur sekolah, baik guru, staf, maupun kepala sekolah. Tujuannya agar bisa mengimbangi tuntutan orangtua dalam hal pendidikan anak dan menyesuaikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Kedua, membangun social capital

Cara memberdayakan orangtua dan masyarakat yang berada di lingkungan sekolah. Pemberdayaan masyarakat dan orangtua sebagai social capital, mulai dari yang memiliki peran terbatas pada perencanaan program dan peran yang sangat besar.

Di Indonesia sendiri peran masyarakat dan orangtua digolongkan sebagai moderat karena lebih banyak berfungsi sebagai badan penasehat melalui wakil mereka di Komite Sekolah.

Dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional agar berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut tentunya sekolah harus menyiapkan beberapa faktor penunjang antara lain, faktor guru, baik guru mata pelajaran, wali kelas, dan BK, juga kepemimpinan sekolah dan kurikulum.

Di antara faktor guru ada pula kualitas guru dan kemampuan guru membangun hubungan dengan siswa. Ekspektasi guru terhadap siswa dan pendidikan professional guru juga memberikan efek besar kepada ketuntasan siswa.

Selain faktor guru, peran keluarga sangat berarti dalam pendidikan anak. Orangtua paling besar pengaruhnya, seperti: bagaimana orangtua memberikan semangat, motivasi, dorongan, dan harapan kepada anak, akan berada diurutan paling atas.

Orangtua yang mampu memotivasi anak akan cenderung melahirkan anak yang berprestasi. Nah, anak yang tinggal di asrama tentu berorangtua kepada guru di asramanya.

Terkait tugas-tugas sekolah seperti pengerjaan pekerjaan rumah dan diskusi terkait pelajaran di sekolah yang tak selesai tentu ada batas tolerir guru. Jika batas tolerir telah sampai tentu guru mapel melapor kepada wali kelas. Wali kelas kepada guru BK, guru BK kepada wakil kurikulum dan kepala.

Biasanya sekolah hebat hingga batas BK atau guru Bimbingan Konseling, orangtua sudah dipanggil atau dilaporkan kepada pembimbing asrama. Meski mereka SMA, tentu ada kendala tak membuat tugas. Bisa karena tak mengerti atau soal yang mau dikerjakan tak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun