Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menyesalkah Aku Meninggalkannya atau Beruntungkah Aku Meninggalkanya dengan Air Mata di Mata Coklatnya?

4 Januari 2023   23:15 Diperbarui: 6 Januari 2023   21:32 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu merasa menyesal karena telah meninggalkan seseorang di penghujung akhir tahun? Aku pernah merasakannya. Aku meninggalkan Pram karena banyak hal.

Pertama, ia hanya lulusan sekolah dasar saja sedang aku disekolahkan ayah hingga sekolah menengah atas. Bahkan ayah berpesan bahwa beliau hanya bisa memberiku pena dan buku. 

Tak ada emas dan rupiah apalagi sawah dan kebun. Kamu harus kuliah dan sarjana kata beliau saat itu.

Kedua, bagaimana aku bisa bersama Pram yang sudah siap mengajakku menikah dini bermodalkan cinta monyet dan sepetak toko P dan D saja.

Sedang aku sudah terbiasa dimanjakan ayah dengan beras sebuntil, uang bulanan, dan lauk ikan, ayam, dan daging.

Ketiga, ia tak mungkin kukenalkan kepada keluarga besarku yang silau mahar berpuluh juta karena status nenekku yang terpandang dan ayahku pejabat di kampungku. 

Sanggupkah aku meminta mahar kepada Pram 30 x 2,5 gram emas atau mungkin 50 x2,5 gram emas sebagai penutup adat di kampungku?

Belum lagi uang hangus berpuluh juta untuk mengundang orang sedesaku menikmati hari pernikahan kami dengan gulai rendang daging dan kalio ayam beserta beraneka masakan lain  yang bisa menguras dua kali lipat mahar.

Keempat, sanggupkah aku mengikuti Pram untuk kawin lari atau keta marlojong seperti gadis-gadis belia teman sekolahku karena mereka takut isu, sakit, dan malunya menjadi perawan tua?

Padahal aku sendiri tak tahu berapa usia perawan tua. Ya akupun tidak tahu. Yang kutahu ayah mengantarkanku ke rumah masa depan yang lebih baik katanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun