Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menabung di Bank sebagai Alat Lalu Lintas Bertransaksi Saja

18 September 2022   11:23 Diperbarui: 18 September 2022   11:25 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bunga bank:kompas.com

Menabung di bank sejak zaman kuliah tak pernah kepikir untuk dapat bunga. Menabung di bank hanya sebuah jalan untuk kemudahan gaya hidup. Apalagi bagi siswa dan mahasiswa perantau. 

Bank menawarkan kemudahan bertransaksi dari pada lembaga keuangan lain. Misalnya di kampung ayah saya buka rekening bank A dan saya di rantau pun buka rekening A. Lalu tiap bulan beliau mengirimi uang  atau setor tunai di kampung uang jajan dan uang kos. Hari beliau setor, saya langsung bisa mengambi uang di bank.

Demikian mudahnya sehingga kita merasakan kebermanfaatan bank sebagai jalur lalu lintas setor dan tarik uang tanpa ribet meminta tanda tangan RT, lurah, apalagi kepala desa dan pak camat. Wk wk wkkk.

Masih segar diingatan pada zaman bank belum buming, masyarakat memakai jasa wesel pos. Tiap wesel datang, kepala desa didatangi untuk meminta tanda tangan. Warga pemilik wesel pos harus merelakan uangnya Rp.2.500 untuk jasa satu tanda tangan.

Demikian juga ketika uang gaji masih dikelola kepala sekolah dan bendahara sekolah, ujung gaji, Rp.500, 1000, dan seterusnya harus direlakan untuk pengelola. Cuma 1000 tapi jika dikalikan 50 orang tentu sudah Rp.50.000,.

Semua memiliki plus minus. Tentunya sesuai sudut pandang kemudahan kita. Namun, bagi kita yang sudah terbiasa menggunakan jasa bank dalam bertransaksi terasa susah membawa uang cash. Pertama, tidak aman. Kedua, kurang bebas berbelanja karena bisa jadi kurang ketika bertransaksi. Kita bawa cash 1 jt, ternyata butuh 1,5 jt.

Kadang kala kita harus bolak-balik karena cash tak cukup. Ketiga, cash akan membuat kita kerepotan dengan uang kembalian seperti di mall atau minimarket. Jika kita menggunakan jasa bank, kita bisa transfer sesuai jumlah tertera.

Namun, belum semua memahami dan menikmati bertransaksi lewat jasa bank, seperti mobile banking. Bagi masyarakat yang diatur oleh jam kerja, tentu bank dengan 0 % suku bunga tentu tak masalah. Sebab, mereka menggunakan bank sebagai jasa lalu lintas bertransaksi.

Setiap bulan gaji masuk ke rekening bank. Pendapatan lain pun masuk ke rekening bank. Apalagi pengguna mata pencaharian online, pegawai dengan jam kerja yang mulai ketat, dan semua penggaji pekerja baik lembaga pemerintah, BUMN, dan perusahaan memakai jasa bank.

Selama ini pun bunga bank hanya pas-pasan dalam memberi jasa bunga. Saya sering cek bunga rekening dengan keterangan, bagi jasa 2250 dan administrasi 10.000. Harus diterima karena kita butuh jasa bank dalam bertransaksi. Mau tak mau tetap mempertahankan rekening di bank.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun