Mohon tunggu...
Ria Nurafni
Ria Nurafni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Energi Besar di Balik Kegagalan yang Menginspirasi

15 Agustus 2018   20:25 Diperbarui: 15 Agustus 2018   21:01 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: putuputrayasa.com

Kita mengenal bahwa sebuah kegagalan adalah gerbang menuju kesuksesan dari manusia bernama Thomas Alva A.  dengan cara yang luar biasa. Sosok yang mampu menjadikan kegagalan sebagai undakan menuju istana bernama keberhasilan. Karena itulah sekarang kita mengenal listrik. 

Tidak perlu menilik kisah lain jika ingin menilai dan merasa sebuah kegagalan. Kegagalan justru kawan kita, yang kebanyakan menganggapnya sebuah kesialan yang rasanya menyesakan.

Saya pernah gagal, dan semua orang di sekitar saya juga. Meski cara menanggapinya tentu berbeda.

Masih hangat rasanya bulan kemarin pengumuman SBMPTN diumumkan. Pada hari itu tepatnya jam lima sore, ada dua kubu yang terbelah. Satu, para Bahagia yang lolos masuk Universitas dan sisanya yang tidak lolos. Dan jujur, saya kecewa karena masuk ke dalam kubu kedua.

Itu salah satu kegagalan terbesar saya di tahun 2018 ini.

Karena kegagalan itu, saya mendaftar di Universitas Swasta dan alhamdulilah lolos. Sementara banyak teman saya memilih tidak melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi karena tidak berani daftar di Universitas lagi--dengan kemungkinan gagal lagi.

Contoh di atas jelas menampilkan gambaran betapa sebuah kegagalan mampu mengobrak-abrik masa depan seseorang. Banyak di luaran sana orang-orang menjadi tidak semangat hidup karena sebuah kegagalan. Saya juga mungkin pernah mengalaminya.

Mental kami masih loyo. Kami sudah cukup kenyang membaca kisah-kisah inspiratif tentang sebuah kegagalan namun tidak mampu menerapkannya dalam dunia nyata.

Butuh energi besar untuk mendorong seseorang menggunakan sebuah kegagalan sebagai tiket menuju gerbang kesuksesan, yang energi itu tidak kami miliki.

"...Para pembuat gerabah berusaha untuk menandingi porselen China (mereka gagal, tetapi mereka menciptakan glasir yang berkilau dan berhias sangat indah..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun