Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika "Belajar Rasa Bermain" Diterapkan pada Anak Sedari Dini

31 Maret 2020   08:00 Diperbarui: 31 Maret 2020   08:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar Rasa Bermain yag Diterapkan pada Anak (Dok. Riana Dewie)

"Seorang kerabat jauh yang memiliki tiga putra sempat mengeluhkan betapa letih sang buah hati setiap harinya. Iya, mulai rutinitas sekolah berdurasi panjang, banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang dibebankan hingga tuntutan agar si anak selalu 'sempurna' di setiap mata pelajaran. Saat penerimaan nilai rapot, sang ibu mendapati ada beberapa nilai yang kurang baik. Apakah dia marah? Tidak. Ibunya tahu betul, perjuangan anaknya sangatlah berat."

Nuansa hijau dan sejuk menyelimuti sebuah bangunan luas yang saya datangi pagi itu. Puluhan mobil berlalu lalang melewati gerbang tinggi ala-ala istana yang selama ini hanya saya lihat di film bertema kerajaan. Ya, Jika Jogja memiliki tempat seindah ini, dan saya baru mengetahuinya sekarang, berarti memang saya yang kurang piknik. Hehehe...  

Pendopo yang ada di bagian depan menyapa saya dengan begitu ramah. Disinilah setiap pagi para orang tua melepas anak-anaknya sejenak untuk belajar sesuai dengan passion mereka. 

Ada yang say bye sambil melempar kecup jauh, ada yang cium tangan orang tua, ada yang saling peluk dan masih banyak suasana dramatis lainnya yang bikin saya meleleh. Ya, dunia sekolah memang indah.

Setiap hari adalah waktu yang sungguh berharga untuk 'meranumkan' karakter mereka. Jika sedari kecil anak sudah diberi kebebasan untuk memilih apa yang ia suka, proses mengasah ilmupun bakal lebih mudah dilakukan. Iya, karena mereka tak terbebani dengan hal-hal 'menakutkan' seperti formalitas sekolah pada umumnya.

Boleh flashback bentar yuk. Kerasa gak sih saat dulu kita masih sekolah, apa-apa harus sesuai aturan? Sekali saja lengah, kita bakal kena hukuman. Apalagi dituntut ini itu oleh guru-guru yang membimbing. Iya, nilai kita harus maksimal di semua pelajaran.

Apakah setiap anak sesempurna itu? Saya rasa tidak. Bagi anak yang kuat, setap mata pelajaran mungkin bisa dibabat habis walau dengan usaha mati-matian. Bagi yang gak kuat? Dampak psikologi bisa menghantui, dan ini justru berbahaya bagi kesehatan mental mereka di kemudian hari.

Belajar Rasa Bermain, Bagaimana Ya Rasanya?

Baiklah. Saya tak ingin berlama-lama membuat penasaran karena pengalaman saya beberapa waktu lalu. Terdengar agak mustahil memang, mana ada sih anak bisa belajar tapi dengan cara fun seperti bermain? Tapi ada loh ternyata. Baik, penasaran dulu yuk, nanti baru saya share infonya. Hihihi....

1. Kreativitas Tak Terbatas

Kreativitas tak terbatas pada anak (Dok. Riana Dewie)
Kreativitas tak terbatas pada anak (Dok. Riana Dewie)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun