Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Filosofi "Laron" SRC Sukses Bangkitkan Toko Kelontong di Indonesia

15 Desember 2019   09:00 Diperbarui: 15 Desember 2019   09:47 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi (dok. Riana Dewie)

Filosofi laron inilah yang dijadikan dasar untuk SRC dalam melancarkan pendampingan untuk para pengusaha toko kelontong yang ingin berkembang. Sistem usaha RBT ditetapkan, dimana ruang usaha diwajibkan untuk tertata Rapi, Bersih dan Terang. Bagaimana efek dari desain interior usaha yang mengaplikasikan filosofi ini? Luar biasa hasilnya :)

SRC Rukun di daerah Parangtritis (dok. Riana Dewie)
SRC Rukun di daerah Parangtritis (dok. Riana Dewie)
SRC Rukun milik Bapak Purwanto mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sejak bergabung di tahun 2017, ia bahkan telah melakukan tiga kali perombakan untuk toko kelontongnya. Lelaki paruh baya yang sebelumnya sibuk berkarya di bidang travel ini mengaku bangga mengikuti program besutan Sampoerna ini.

Ia sangat memegang teguh filosofi laron, dimana tempat usaha yang bersih dan terang akan mudah menarik konsumen untuk datang. Beras sekarung yang dulunya habis dalam waktu seminggu, kini dalam satu hari sudah ludes diborong konsumen. Tak hanya itu, pelaku usaha yang aktif ikut pertemuan paguyuban SRC tiap bulannya ini juga harus menyediakan stok mie instan 2-3 kali lipat lebih banyak karena permintaan konsumen meningkat.

"Pojok Lokal" Tampung Produk UKM Warga Sekitar

Dari setiap toko kelontong berlabel SRC, konsumen juga akan menemukan rak bertuliskan "Pojok lokal. Apa itu? Nah, ini merupakan rak khusus yang menawarkan produk-produk rumahan hasil UKM warga sekitar dalam paket lengkap SRC.

Kebetulan beberapa toko yang saya kunjungi kemarin kebanyakan memajang produk makanan, walaupun di tempat lain kita bisa menemukan sabun, pupuk ataupun produk lain dalam kategori home industries.

Nah, disinilah saya mengerti bahwa SRC tak hanya memberikan bimbingan bisnis kepada toko kelontong, namun juga menggandeng pelaku UKM untuk mendapatkan market yang lebih besar untuk produknya.

Pojok Lokal SRC Rukun Milik Bapak Purwanto (Dok. Riana Dewie)
Pojok Lokal SRC Rukun Milik Bapak Purwanto (Dok. Riana Dewie)
Rempeyek, kacang panggang, jamur crispy juga kue nopia adalah rentetan produk yang tertata pada rak Pojok Lokal SRC Rukun. Sedangkan di Toko ACDC, yang merupakan singkatan dari Asal Cekatan Dapat Cuan ini juga memajang beberapa produk makanan seperti stik bawang, rempeyek, brambang goreng dan aneka camilan lainnya. Wah, kriuk-kriuk enak nih pasti :D

Apa saja Keuntungan Ikut Program SRC? 

Nah, kira-kira sudah bisa memahami ya bahwa program SRC ini benar-benar membantu para pedagang retail untuk melambungkan bisnisnya. Pengalaman manis tentu mereka dapatkan bertubi-tubi, hingga banyak ilmu bisnis yang mereka sebut "mahal" yang pada akhirnya mengubah mindset jualan mereka secara lebih baik.

Biar gak penasaran, yuk kepoin pengalaman manis mereka sejak bergabung dengan SRC.

1. Pendampingan Usaha dan Ekspansi Bisnis

Ibu Bertarina Wati, atau yang sering disapa akrab dengan nama Bu Rina menuturkan bahwa belasan tahun ia berbinis brambang goreng, banyak sekali suka duka yang ia rasakan. Bertahun-tahun ia menitipkan produknya ke warung-warung kecil dengan kemasan rentengan. Namun belum juga ia bisa menabung untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Sekalipun sering diremehkan tetangga juga sempat tertipu Rp. 15 juta, semangat juangnya tak pernah pudar hingga Tuhan mempertemukannya dengan SRC. Kini, kemasan produknya makin menarik, memiliki label produk, dan brambang gorengnya sudah terbang hingga ke Surabaya, Jakarta dan sebentar lagi Karawang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun