Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mampukah Eksistensi Kerajinan "Payung Juwiring" Bertahan?

15 Mei 2018   13:56 Diperbarui: 16 Mei 2018   09:30 3063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sentra Industri Kerajinan Payung Juwiring, Klaten (Dok.Pri)

Dalam prosesi upacara adat (budaya) di beberapa daerah, payung Juwiring merupakan bagian dari ubo rampe yang harus ada. Selain masyarakat Bali yang menggunakannya dalam upacara Ngaben, Keraton Surakarta pun tak ingin kalah menggunakan payung ini setiap kali menyelenggarakan upacara Suronan dan Muludan.

Tak hanya itu, Keraton Jogja pun rutin memesan payung Juwiring untuk berbagai kebutuhan, diantaranya upacara labuhan di Laut Kidul yang dilakukan oleh para abdi dalem.

5. Berkontribusi pada Festival Payung Indonesia (FPI)

Tahun 2016 lalu, Payung Juwiring dari Paguyuban Lukis Ngudi Rahayu sukses memenuhi permintaan pasar yang meningkat drastis, yaitu sekitar 2000 payung per bulannya. Kamu sempat datang ke Festival Payung Indonesia (FPI) ke-3 di Taman Balekambang, Solo 2016 lalu? Nah, ribuan payung Juwiring ternyata ikut meramaikan festival tersebut loh.

Sentra Kerajinan Payung Juwiring (Dokumentasi Pribadi)
Sentra Kerajinan Payung Juwiring (Dokumentasi Pribadi)
Ada kejutan lagi nih yang bakal membuat kamu takjub. Sebentar lagi mereka bakal berpartisipasi di event serupa di tahun ini, tepatnya tanggal 7-9 September di kawasan Candi Borobudur. Wih, pasti keren banget nih :D

***

Itulah eksistensi industri kreatif Payung Juwiring yang telah diakui nilai seninya, baik skala nasional maupun internasional. Siapa sih yang gak terpesona dengan kreasi tangan-tangan terampil nan cekatan dalam wujud karya yang mulai langka ini?

Walau tampak simpel, ternyata proses pembuatan payung juwiring harus melewati beberapa langkah. Pertama, pengrajin membuat kerangka payung dasarnya, dimana menurut pak Ngadiyakur, mereka bisa memproduksi sekitar 800 payung per minggunya. 

Tahap kedua adalah proses melukis. Pengrajin biasanya membentuk ornamen sesuai pesanan atau bisa langsung menumpahkan ide di atas lembar payungnya jika memang sudah hafal dengan coraknya.

Beberapa contoh motif payung juwiring (Dokumentasi pribadi)
Beberapa contoh motif payung juwiring (Dokumentasi pribadi)
Dari yang saya lihat, corak batik serta 'floral' lebih mendominasi. Nah, setelah itu, baru deh payung diwarnai dengan cat yang sesuai. Saya sudah lihat aslinya, sumpeh deh, keren banget. Oh iya, paguyuban payung Juwiring ini berpengalaman menerima pesanan payung dalam berbagai bentuk, diantaranya payung kertas, payung susun, payung kain, payung tari dsb.

Selain mendapatkan perhatian dari Kementerian Pariwisata, Paguyuban Lukis Ngudi Rahayu juga menjadi target bidikan Dompet Dhuafa untuk mempertahankan eksistensi kerajinan payung lukisnya. Harapannya, mereka bisa memanfaatkan dana tersebut untuk meningkatkan jumlah produksinya serta mendatangkan lebih banyak pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun