Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Macao, Simbol Wisata Multikultural Bertaraf Internasional

27 Desember 2017   22:43 Diperbarui: 27 Desember 2017   23:56 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan Macao di malam hari (sumber: pixabay)

Menikmati keindahan ciptaan Tuhan memang menyenangkan. Apalagi jika dimanjakan dengan destinasi wisata yang angkat unsur sejarah, budaya, kuliner atau gaya hidup masyarakatnya yang memiliki ciri khas, tentu ini sangat menarik. Tak terkecuali di tempat ini, ada banyak hal 'istimewa' yang membuat saya takjub. Disamping dikagumi karena glamornya perjudian dan kasino termewah di dunia, negeri impian ini juga simpan ribuan kenangan bersejarah. Sebuah penampakan indah di Asia namun amat pandai memikat mata dengan gaya centil Eropa-nya. Inilah Macao.

Akulturasi budaya terbentuk kala kawasan ini sempat menjadi daerah jajahan Portugis tahun 1550. Setelah ratusan tahun dikuasai, 20 Desember 1999 menjadi titik kebebasan Macao dan kini ia bergerak mandiri dengan menggenggam otoritas 'Special Administrative Region' melalui hak otonominya.

Macao makin menunjukkan kharisma saat budaya China, Barat dan Portugis sukses menjadi tudung pariwisatanya. Dari sisi seni, tata kota, arsitektur bangunan, tempat bersejarah, agama, pola hidup masyarakat bahkan kulinernya pun sangat dipengaruhi oleh akulturasi tiga budaya tersebut. Pantas ia menjadi magnet kuat pariwisata di Asia.

DESTINASI WISATA DI MACAO

Masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO tentu hadirkan rasa bangga bagi Macao. Ia adalah satu negeri impian saya, disamping Venezia. Bisa bersua dengan masyarakat multikultur, mendatangi gedung klasik, menikmati festival seni, memandang patung Dewi Kwan Im yang menjulang, atau bisa 'terbang' di puncak Macau Tower adalah mimpi yang ingin saya wujudkan.

Peta Macao (screenshoot gastronomy.gov.mo)
Peta Macao (screenshoot gastronomy.gov.mo)
Baris kultur yang menghiasi kota Macao membuatnya menjadi sasaran holiday para pelancong dari berbagai negara di dunia. Apa saja sih yang menarik di sana? Berikut beberapa destinasi wisata dengan simbol multikulturalnya. 

1. Wisata Sejarah

Saya bakal jingkrak-jingkrak saat sukses berdiri di depan Sisa Bangunan Gereja Ruins of St. Paul ini. Sisa reruntuhan bangunan gereja yang dibangun tahun 1602 ini kabarnya selalu berjubel wisatawan, so saya harus siapkan mental untuk berdesak-desakan hanya untuk selfie narsis di depan bangunan megah yang sempat terbakar ini. Hihihi...

Sisa Bangunan Gereja Ruins of St. Paul (sumber: Pixabay)
Sisa Bangunan Gereja Ruins of St. Paul (sumber: Pixabay)
Guia Hill Municipal Park and Flora Garden yang menjadi simbol multikultural Macao jangan dilupakan. Kapel yang dibangun tahun 1622-1638 ini bakal memanjakan mata dengan aneka lukisan dinding unik bergaya China dan Barat. Lain lagi dengan Dewi Kwan Im, sosok cantik yang selalu dipuja kebesarannya ini bakal saya temui pada Kun Iam Statue, patung raksasa setinggi 20 meter bergaya portugis Katolik-China.

Macao juga punya banyak kuil loh, diantaranya Kun Iam Tong. Selain untuk menghormati Dewi Pengampunan, saya juga bisa menikmati festival Kum Lam pada hari ke-19 di bulan ke 11, 9, 6 dan 2. Ada pula Na Tcha Temple, sebuah kuil yang tawarkan dialek China dan barat saat kita mengelilinginya. Lagi-lagi merasakan identitas Macao yang multikultural :D

Yuk pindah ke Senado Square, kawasan alun-alun yang syahdu dengan penampakan gedung-gedung klasik bergaya Spanyol. Romantismenya makin terasa saat lampu-lampu temaram menyelimuti, sweet banget. Selain yang romantis, ada pula yang bernilai seni tinggi, Gereja St. Dominic contohnya. Gereja yang dulunya berhias menara lonceng ini kaya akan koleksi 300 lebih artifak yang memukau mata.

Saya juga kepingin banget melangkahkan kaki di Mandarin House. Bangunan bergaya barat-China ini dulunya disinggahi oleh sastrawan terkemuka, Zheng Guanying. Sambil menjelajah, pemandu tur akan menyapa dalam bahasa Kanton. Dr. Sun Yat Sen Memorial House juga bisa jadi alternatif lain saat Anda ingin mengenang jasa tokoh sejarah penggerak revolusi republik China. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun