Mata saya terbelalak kala melihat kehadiran seorang tokoh superhero yang sangat terkenal dengan jaring laba-labanya, yaitu Spiderman di sekitar Tugu Jogja. Awalnya saya ragu, nih Spiderman beneran orang atau cuma patung ya. Karena penasaran, akhirnya saya dan suami mendekati spiderman itu dan ternyata ini adalah salah satu dari puluhan karya seniman yang dipajang di sepanjang Jalan Mergo Utomo atau yang sering disebut dengan Jalan mangkubumi hingga kawasan Jembatan Kleringan, Jogja.
Hasil karya para seniman dijejer indah dalam pameran terbuka karya seni patung bertajuk "Antawacana". Setelah melalui proses seleksi yang sangat panjang, akhirnya juri memutuskan untuk memajang 32 patung terbaik disepanjang jalan Mangkubumi. Pameran kesenian ini merupakan hasil kerja sama antara Jogja Street Sculpture Project (JSSP) 2015, Asosiasi Pematung Indonesia (API) serta Dinas Kebudayaan DIY yang dimulai sejak 30 Oktober 2015 hingga 15 Desember 2015.
Penasaran dengan patung-patung yang terpajang disana? Ini saya pamerin ya beberapa hasil jepretan saya dan suami semalam (3/11/2015) :
1. SPIDERMAN SANTAP ‘SEGO PINCUK’
Karya : Amboro Liring, Tema : Rolasan
Dibalik kenikmatan ini, Amboro Liring sebagai pembuat patung ingin menyampaikan sebuah pesan bahwa urusan perut seringkali menjadi prioritas kita setiap saat padahal masih ada urusan-urusan lain yang lebih darurat untuk kita selesaikan. Betul juga ya.
2. MOBIL RINGSEK DIIKAT LAKBAN
Karya : Awan Simatupang, Tema : Ternyata……
Setelah menyaksikan patung Spiderman, saat masuk di Jalan Mangkubumi, di sisi kanan jalan kita akan melihat sebuah karya seni unik dimana disana akan berdiri sebuah mobil ringsek yang dipasang terbalik 90 derajat, berwarna hijau dan ditengahnya seakan diikat kencang dengan lakban. Saya sendiri sebelumnya belum pernah melihat pameran seni sekeren ini hingga tak sedikit orang-orang yang ingin mengambil foto terbaik mereka di depan mobil bernilai seni tinggi ini.
Perlu diketahui, ini adalah mobil asli yang dikemas sangat menarik. Awan Simatupang selaku penggagas karya ini hanya ingin menyampaikan sebuah keprihatinan mengenai trotoar di beberapa daerah yang kini dipersempit atau bahkan ditiadakan. Ini dianggap sangat mengerikan kerena masyarakat harus menanggung kebisingan suara kendaraan dan polusi udara yang sangat menganggu kesehatan. Tentu ini sangat mengancam keamanan dan kenyamanan para pejalan kaki bukan?
3. PETUGAS KEBERSIHAN MENYAPU TROTOAR (TANPA ORANG)
Karya : Teguh S. Priyono, Tema : The Cleaning
Sangat unik dan kreatif hingga menarik banyak perhatian masyarakat yang melewatinya. Patung hasil karya Hari Susanto ini mengandung pesan untuk mengajak seluruh masyarakat ikut serta menjaga kebersihan lingkungan agar kota Jogja lebih nyaman dan menyenangkan bagi seluruh masyarakat.
4. VESPA NYUNGSEP DI TROTOAR
Karya : Teguh S. Priyono, Tema : No Parking
Teguh S. Priyono sebagai pembuat karya ini berniat menyampaikan kritik sosial terhadap kesemrawutan lalu lintas dan sistem parkir yang tak terkoordinasi dengan baik di kota Jogja. Harapannya, semoga lahan parkir Jogja diperluas untuk segala jenis kendaraan dan dapat menyediakan ruang publik yang lebih nyaman, baik untuk masyarakatnya maupun wisatawan dari luar.
5. SEMBURAN HYDRANT CAT
Karya : Suparman, Tema : Rainbow
Semburan hydrant cat ini mengandung filosofi bahwa masyarakat , budaya dan kultur kota Jogja memang beranekaragam, layaknya warna-warni cat ini. Ia berharap agar masyarakat asli dan pendatang yang kini sudah nyaman tinggal di Jogja dapat lebih guyub rukun atau bersatu menciptakan suasana kota yang damai dan tenteram. Indahnya kebersamaan :)
6. TEMBOK PEMISAH (TIGA PASANG KAKI BERDIRI)
Karya : Yulhendri, Tema : Tembok Pemisah
Yulhendri, seniman yang mewujudkan karya ini hanya ingin menyampaikan sebuah keprihatinan bagi rakyat kecil dimana mereka biasanya memiliki ruang yang lebih sempit untuk berekspresi dibanding mereka yang memiliki status sosial tinggi. Hanya bagian kaki yang terlihat inilah yang merupakan simbol keterkekangan mereka. Ia menyampaikan bahwa ini hanya sebagai refleksi sosial tanpa ada maksud mengkritisi fakta yang ada. Sangat menarik.
7. KUMPULAN BURUNG TERBANG
Karya : Ronie Lampah, Tema : Migration to a new planet
Burung-burung yang dibuat dari bahan aluminium ini mengandung filosofi bahwa saat ini pencemaran lingkungan makin parah hingga mengganggu beberapa ekosistem makhluk hidup yang ada didalamnya. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta mengubah pola pikir untuk lebih menjaga lingkungan hidup agar nyaman ditempati oleh seluruh makhluk.
8. REPLIKA PENSIL RAKSASA YANG TERPELINTIR
Karya : Komroden Haro, Tema : Diagonal Biru
Kromoden Haro sebagai pencipta karya seni ini hanya ingin mencurahkan isi hatinya, dimana ia dan banyak orang lainnya saat ini merasa sedikit kecewa dengan beralihnya kota Jogja sebagai “Kota Pelajar” menjadi “Kota Wisata”. Well, harapannya semoga kedua argumen ini bisa berjalan seimbang, saling melengkapi dan tetap berdiri sebagai simbol kota Jogja selamanya.
9. SEPEDA TEROMPET
Karya : Ichwan Noor, Tema : Sunyi
Ichwan Noor, pencipta karya ini ingin mengungkapkan bahwa sepeda dan terompet yang tampak ‘ekstrim’ ini adalah wujud kegelisahan, ironi dan simbol kewaspadaan akan kondisi lingkungan kota yang explosive, dimana sewaktu-waktu dapat meledak. Duarrrrr!!! Jika benar terjadi, efek kehancurannya akan sangat terasa.
***
Itulah beberapa karya seni indah yang terpajang dalam pameran terbuka bertajuk "Antawacana" di sekitar Tugu Jogja. Masih banyak karya lain yang belum sempat saya dokumentasikan karena keterbatasan waktu. Semua karya diatas memang menarik dan mengandung makna yang sangat mudah untuk dipahami dan direfleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Yuk masyarakat Jogja, bersama-sama kita bangun kota tercinta ini dengan tindakan perubahan untuk memajukan lingkungan, kehidupan sosial, kesehatan, fasilitas publik, tata kota dan berbagai ide kreatif agar Jogja makin istimewa.
Semua foto diatas diambil pada tanggal 3 November 2015.
Riana Dewie
Refrensi : jogjastreetsculptureproject.com