Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda asal Cimahi, Jawa Barat kelahiran 1 Mei 1994. Sang pemerhati abadi kemanusiaan dan peradaban. Penuh perjuangan dan kebahagiaan tiada batas. Kompasianer Ranking #30 Tahun 2022. Bercita-cita menjadi Pemimpin Bangsa dan Negeri.

🌏 Akun Kedua yang berfokus pada pengkajian Ilmu Humaniora (Sembari Menggali Hikmah dalam Al-Qur'an/Ajaran Islam dan Veda/Ajaran Hindu) dan Gemar mengisi kanal Fiksiana, sesekali ragam topik 🌏 Senang disapa Aa Rian oleh Keluarga Besar, Para Guru, Sahabat dan Kerabat 🌏 Bertekad Penuh dalam Menulis Sepenuh Hati Jiwa Raga untuk Kemajuan Peradaban 🌏 Pernah mengikuti kuliah Akuntansi, Manajemen dan Administrasi Negara, dan pernah menjadi Pelatih Olahraga Pernafasan selama 2 tahun lebih, serta berkelana mencari Ilmu Spiritual dari berbagai Agama di Bumi Nusantara selama 10 tahun lamanya. 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ilmu Tanpa Adab, Membuat Saya Tidak Ada Apa-Apanya di Mata Allah dan Seluruh Makhluk

31 Januari 2023   06:15 Diperbarui: 31 Januari 2023   06:29 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malu (bk.smkn27jkt.sch.id)

Hai sahabat pembaca!

Terima kasih sahabat selalu setia hadir pada tulisan-tulisan saya yang masih jauh dari kedalaman ilmu pengetahuan ini.

Ilmu Tanpa Adab, Membuat Saya Tidak Ada Apa-Apanya Dimata Allah dan Seluruh Makhluk.

Inilah judul yang membuat saya tertunduk malu di hadapan Allah dan begitupun kepada sahabat pembaca budiman yang begitu setia menemani saya.

Saya selalu introspeksi dibalik kondisi uzlahnya diri saya. Untuk apa saya memiliki ketinggian ilmu, namun dalam persoalan adab saja saya masih dapat kritikan dari orang-orang terdekat?

Memang... kritikan dari orang-orang terdekat adalah cambuk yang sangat membangun diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk kemudian saat selesai kondisi uzlah, saya dapat diterima seluruh lapisan masyarakat dan golongan usia, karena dengan adab yang dapat diterima seluruhnya.

Rasa malu ini... apalagi jika saya sudah dianggap sebagai Guru atau Panutan, sekalipun dalam media beyond blogging ini, walaupun belum bertatap muka, memang benar-benar hadir melekat pada diri saya pribadi.

Saya belajar membenahi diri detik demi detik, hari demi hari. Mengoreksi setiap aksara demi aksara tertulis di media ini di kemudian waktu, agar dapat berinteraksi lebih baik lagi dan dapat diterima sahabat dari semua generasi (komunikasi yang beradab dengan jangkauan 360 derajat), baik yang saya tuakan dengan penuh rasa hormat, dan juga yang saya mudakan dengan penuh rasa sayang karena Allah.

Kalimat sapaan akhir yang sering saya tuliskan seringkali saya tak lupa tuliskan sebagai bentuk apresiasi luhur.

"Semangat kita... tidak pernah padam!"

Semoga kalimat penutup sapaan ini memang menjadi jenama saya pribadi yang melambangkan rasa kasih sayang dan hormat saya kepada Rekan Kompasianer dan sahabat pembaca.

Lebih baik malu di awal tak membuat malu diri sendiri kemudian hari... daripada malu saat setelah mendapatkan dampak dari perbuatan yang dilakukan diri... itulah kalimat yang saya pegang sampai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun