Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Cimahi, 1 Mei 1994. Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beware! You are "NOT" What You Think!

23 November 2022   05:00 Diperbarui: 23 November 2022   17:51 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut adalah komponen Pemikiran:

Memori - Alasan - Imajinasi - Harapan - Pemahaman - Pengetahuan - Konsep - Aturan - Kriteria - Keputusan - Izin - Referensi  - Keyakinan - Niat - Makna - Identitas -Larangan - Nilai-nilai.

Nah 18 komponen tersebutlah yang mempengaruhi pola pikir kita, hingga memproduksi sebuah pemikiran yang kita tuangkan dalam tulisan.

Oleh karenanya Rumus Kehidupan yang saya temukan:

Kebaikan tulus melahirkan Pemikiran yang Mulia.

Dengan kebaikan tulus yang kita tabur, maka kita disana memperoleh nilai-nilai kehidupan.

Dari nilai-nilai kehidupan (dan komponen Pemikiran lainnya). Maka terkreasilah asa dan pengalaman yang terkisah.

Dari pengalaman terkisah, mulailah pikiran kita bekerja, memproses informasi, hingga akhirnya lahirlah sebuah pemikiran.

Sehingga terbentuklah pemikiran penuh kebermanfaatan juga menginspirasi.

Rumus ini sangat mempengaruhi kualitas 18 komponen pemikiranmu tersebut guna melahirkan pemikiran yang sarat mutu.

Jadi jelas beda kan antara dirimu yang sejati sebagai makhluk dan apa yang kau pikirkan itu yang tertuliskan menjadi tulisan-tulisanmu?

Apa masih mau kita bela habis-habisan tulisan yang berdasar dari pemikiran kita? Yang padahal itu hanyalah produk dari pikiran kita saja? Hati-hati lho itu bisa mempengaruhi karaktermu!

Masa iya kita diperbudak Pemikiran kita sendiri? Diperbudak oleh Produk?

Justru berbahagialah jika ada kritikan yang tertera pada pemikiranmu, bisa jadi itu pil pahit yang menguatkan karaktermu di kemudian hari.

Kalau pemikiran kita ternyata bermanfaat, tapi belum apa-apa udah disanggah gimana?

Ya berarti tinggal menunggu waktu tepat... beliau menyadari manfaatnya.

Perlu kita ketahui, kekeliruan kita dalam menggeneralisir dunia kita, seringkali kita menyamaratakan dunia kita dengan dunianya orang lain.

  • Seorang beranggapan dunianya penuh dusta dan kemunafikan.

  • Sementara dunia seorang lainnya beranggapan dunianya penuh kejujuran dan kebenaran.

Sejatinya setiap orang punya dunianya masing masing tergantung lingkungan dan pergaulan yang membentuknya.

Memaksakan dunia kita kepada orang lain adalah perbuatan kurang bijak.

Kita sejatinya hidup dalam gelembung-gelembung kehidupan yang berbeda.

Bubble Life - Dunia kita tidak selamanya sama (saatchiart.com)
Bubble Life - Dunia kita tidak selamanya sama (saatchiart.com)

Apakah kita bisa menyamakan dunia kita yang tinggal di Negeri Indonesia dengan dunia seorang lainnya di Negeri Jazirah Arab? Lha budaya dan musimnya saja sudah berbeda!

Ingat!

Dunia tidak sesempit itu sahabat!

Mari kita renungkan sejenak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun