Mohon tunggu...
Rian Umbu
Rian Umbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Menulis Membuka Pikiran Baru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senyum di Balik Masker

10 April 2021   20:44 Diperbarui: 10 April 2021   20:55 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat menorehkan catatan ini, ada satu hal yang sangat menarik pada status kawan-kawan seperjuangan yang dikenal sebagai marhaenis. Foto bertuliskan ekspresi nasionalisme. Disaat saya mencoba mengurai kata demi kata dalam coretan mereka itu, saya mengakui bahwa mereka sangat mencintai, percaya diri, dan membuktikan tulusnya cinta untuk kemanusiaan.

Meski dibayangi ketidakyakinan atas ekspresi itu, keberanian mengungkapkan di depan publik layak di apresiasi. Apalagi ada di tengah terik matahari. Dan mata publik seolah membuat gugup dalam melangkah.

Hari ini, Pasar Waimangura, Wewewa Barat kembali diramaikan oleh mereka. Senyum yang anggun membuat  ina ama, alli kaa yang berjualan merasa haru dalam menyambut. Ya...mereka pun mulai berbaur satu sama lain. Setiap kendaaraan yang lalui jalanan itu selalu dihantui oleh sebuah gardus bersampul puti dan bertuliskan peduli kemanusiaan.

Entah...apa yang terjadi dibalik masker hitam itu ketika tangan para pengguna jalan menghampiri lubang kecil di atas gardus itu. Terlihat...ada senyum manis yang tiada tandingnya. Apakah pembaca tulisan ini sementara tersenyum juga?hehehehe. Ew...ternyata...mereka itu peduli kemanusiaan, peduli untuk ina ama, alli kaa yang ada di ujung timur pulau Marapu ini.

Jika kita bertanya kepada kebanyakan pemuda saat ini tentang mimpinya, mungkin akan diperoleh jawaban ingin menjadi orang kaya, terkenal dan berlimpah pujian seperti gambaran kehidupan para selebriti idolanya. Satu hal yang masih bisa dinilai wajar atau sebaliknya. Wajar karena mereka adalah pewarna utama kehidupan masa depan. Tanpa mimpi atau cita-cita, ibarat berjalan tanpa bekal peta dan rambu-rambu jalan.

Lalu..apakah mereka bagian itu? Tidak..tidak..!!! Mereka itu pejuamg sejati, pejuang tanpa pamrih, pejuang yang selalu melalui berbagai jenis kepahitan. Sungguh, Sumba Barat Daya beruntung memiliki mereka itu. Ew..perjuangan mereka belum berakhir. Mereka itu memohon dukungan ina ama, alli kaa, untuk selalu berbuat untuk kemanusiaan.

Terimakasih...!!

Semua akan baik-baik saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun