Kutitipkan kepedihan hidup pada senjaku yang mulai menepi pada peraduan..
Kutinggalkan letih pada Jumat yang hendak menjadi Sabtu...
Disini adalah tempat pelarianku..
Â
Diretak lenganku reranting mulai runtuh..
Apakah tanah kelahiranku berlumuran air mata?
Diam dalam meratapi peristiwa demi peristiwa...
Syairku berkata padamu, hidup ini indah kawan...
Ah.. Hampir saja kutiba pada suasana yang sendu..
Namun.. Mimpi dan impian masih saja hangat..
Kuberlari untuk tetap pada cita yang takan hilang..
Dan kubiarkan senja hari ini menghilang ditelan awan...
Puu Kaniki, 10 Januari 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!