A: Bagus kalau sudah sembuh, selamat. Betul anda sudah imun dan memiliki "anti-virus", tapi tidak bisa dibilang lebih kuat dari pada vaksin. Perlu diketahui virus terus bermutasi. Anda masih bisa terkena virus dengan "strain" baru. Jadi lebih baik tetap divaksin. Dengan kata lain, lebih baik "anti-virus"nya diupdate dengan versi terbaru.
Q : Mengapa negara yang memproduksi merek vaksin tertentu, juga import vaksin dari negara lain? Apakah vaksin dari negara itu jelek?
A: Tidak semua merek vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan yg sama. Contohnya, misalkan vaksin yg lebih mudah didistribusikan ( tidak perlu suhu -50 C untuk menjaga agar tetap bagus), mungkin tidak bisa digunakan untuk orang dengan kelainan genetik tertentu. Contoh trade-offs lain, , harga yang lebih mahal bisa digunakan untuk para lansia, sedangkan yg lebih murah tidak. Dari contoh trade-offs faktor-faktor demikian (usia penerima, metode pengiriman, harga, strain virus di lokasi, dll), sebuah negara sangat mungkin untuk mengkolaborasikan merek-merek vaksin yang digunakan sesuai dengan kebutuhan negara tersebut. Dengan demikian, herd immunity dapat lebih cepat terbentuk.
Q : Mau bagaimanapun, saya tetap tidak mau divaksin
A: Sama halnya seperti merokok, atau nyetir dengan keadaan mabuk. Karena pilihan anda, orang lain bisa turut menjadi korban jiwa. Kalau orang normal harus nya bakal merasa berdosa ya membunuh orang lain secara tidak langsung. Mungkin kalau anda memang beda.