Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perihal Kematian

2 September 2021   18:13 Diperbarui: 2 September 2021   18:12 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perihal Kematian


Oleh: Riami

Kematian serupa cinta
Yang dijemput, datang kapan saja
Meninggalkan kesan yang membekas di dada para orang-orang yang ditinggal dalam kisah

Menjadi riwayat kehidupan di alam fana
Bak lukisan alam, gunung, sawah, lembah, yang terguncang gelombang takdir

Kematian serupa bunga tumbuh, mekar, berjatuhan kelopaknya
Lalu meninggalkan buah yang manis atau pahit adalah catatan kehidupan yang nyata tersimpan dalam angan orang-orang terdekat

Bilakah engkau ingin lari dari kematian
Lalu kau pergi ke gunung, sedang malaikat maut menjemput untuk meletuskan atau melongsorkan gunung lalu membawamu kembali kepada-Nya

Bilakah engkau takut pada kematian di darat lalu kau pergi ke laut
Sedang Izrail sudah siap menenggelamkan kapal berapa pun besar dan beratnya
Untuk memelukmu dengan dekap paling dalam

Adakah yang berharap kematian, dari sebuah keputusasaan?
Jika Dia hendak menggodamu dengan ujian tak satu pun pedang, senapan atau racun sekalipun bisa merenggut napas, sekalipun napas tinggal satu detak di jantung

Kematian adalah kepasrahan dalam latihan tentang hidup dan tidurmu sehari dan semalam ini saja
Satu detik, satu menit, satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun ataukah satu apa adalah milik-Nya semua
Kita tinggal memilih menunggu giliran dengan suka atau duka

Bukit Nuris, 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun