Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Buku Riwayat

11 Juli 2021   22:16 Diperbarui: 11 Juli 2021   23:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Riwayat

Oleh: Riami

Kubaca dalam hening rasa
Di halaman pertama, catatan bergambar dua insan
Menelusuri sepi hingga ke tepi-tepi

Di halaman dua, hanya ada gambar semacam hutan belantara
Tak ada sesiapa di situ
Gelap, dan pohon-pohon warnanya juga hitam

Ada halaman yang ditekuk, sepertinya sudah berkali-kali dibaca, ditutup, dibaca lagi
Lalu di garisbawahi menjadi catatan kusam masa lalu

Yang kusuka
Dalam buku catatan riwayat ini
Tak ada kata lelah
Tak ada kata menyerah
Semua dilakukan dengan tulus
Setiap catatan pengembaraan
Pedih-pedih dirangkai menjadi kalimat mantra
Yang bisa menghapus lara lapa

Di halaman terakhir aku temukan pesan
Berjalan pelihara jari
Berkata pelihara perih
Membuat aku merenung
Menafsir segala desing dalam dada
Meramu makna
Paling sakral

Bukit Nuris, 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun