Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lubang Cahaya

28 September 2020   21:18 Diperbarui: 28 September 2020   21:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajahnya merona, diterpa sinar dalam lubang Cahaya kamar
Senyum lugu yang ia berikan pada pemuda yang dicintai mengembang menjadi degup aneh dalam dada

Kedua insan telah mengubah cinta menjadi gelora
Bahkan napas pun senada dalam hingar malam yang kian sunyi
Cahaya dari lubang hatinya kian terang

Penyatuan dua derita itu mengubah segala yang mustahil menjadi harmoni malam

Hanya sunyi dan lubang Cahaya yang menjadi saksi di bawah pemilik langit bahwa cinta bisa membelah samudra laksana tongkat Musa yang sakti

Bukit Nuris, 28 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun