Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sudut Cinta yang Retak

14 Juni 2020   23:21 Diperbarui: 14 Juni 2020   23:55 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bagian sunyi, cinta bersembunyi di balik puing
Embun, sedikit demi sedikit genangi jantung, tapi apa daya, bila segitiga ini ditebas titik titik di dalam yang tertata bagai mozaik akan hancur berantakan, keindahannya akan mendebu

Itu juga menyakitkan, tak kan ada yang rela lukisan ini terburai
Mampukah rumus pitagoras menyelesaikan luas segitiga sama sisi? kelilingnya tak sama ternyata dengan fakta segitiga cinta lebih lancip menusuk kalbu

Sunyi tetap mendengar deru debu, kepura-puraan romantis adalah kemunafikan cinta sejati

Rumus-rumus sedang dicari, oleh pengembara diri, dalam ruang sunyi penuh ricuh, antara yakin, protes dan tetap pura-pura tersenyum di dalam deras air mengalir dalam rasa

Apakah cinta sejati menangis? Ya, tangisnya melangit

Hingga pemilik segitiga yang terlukis dalam dunia kefanaan menyentuh ruang kalbu yang tersembunyi untuk mengambil embun yang tertimbun hingga tak tersisa

Tangisnya menjadi huruf-huruf catatan ketabahan yang ia sendiri tak memahami apa sebenarnya cinta sejati

Yang ia tahu, tak ingin lebih menghancurkan lagi isi segitiga yang volumenya sudah penuh muatan buah kenang asmara

Bukit Nuris, 2020
Riami**

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun