Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Harapan yang Terangkum dalam Bulan Ramadan 2020

27 April 2020   10:25 Diperbarui: 27 April 2020   10:31 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surya - Tribunnews.com

Harapan yang Terangkum dalam Bulan Ramadan 2020

Ramadan kali ini sangat berbeda. Kondisi pandemi corona menyebabkan suasana ramadan kali ini terasa sepi, bahkan mencekam. Tetapi apakah kita akan terpaku dengan kondisi ini. Dalam diam di rumah, tafakur saat tarawih, tadarus dan doa-doa setiap kali salat atau mengahadap-Nya kita punya harapan.

Seperti disampaikan Allah dalam alquran surat yusuf ayat 87 yang berbunyi "Yaabaniyyadz habuu fatahassassu miy yuusufa waakhiihi wa laa tai-asuu laahi innahuu laa yai-asu mir rauhil laahi illal qaumul kaafiruun." Artinya, " Wahai anak-anakku pergilah kalian ke Mesir, dan carilah keterangan tentang yusuf dan saudaranya, dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Bahwasanya tiada orang yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang kafir.

Setiap orang punya harapan. Apa harapanku? Yang pertama diberi iman yang kuat saat kita diuji wabah. Kedua kita diberi sehat lahir dan batin. Ketiga wabah ini segera diangkat oleh Tuhan. Dan rizki yang halal datang dari mana saja diberikan oleh Allah.

Mengapa saya berharap iman yang kuat. Saat orang diuji apa lagi secara masal tidak ada yang lain kecuali kita harus lari untuk berlindung kepada Allah Tuhan yang mahaesa. Keimanan adalah kekuatan yang luar biasa yang dianugerahkan kepada manusia, agar tetap tabah dalam mengahadapi ujian, dan senantiasa mengharap kepada Allah semata. Hal itu sangat relefan dengan firman Allah SWT tersebut di atas.

Sungguh di luar dugaanku, bahkan dugaan semua orang bahwa ramadhan tahun 2020 ini dalam kondisi mencekam karena wabah covid 19. Kondisi pandemi yang sudah mulai bulan maret hingga kini Indonesia hampir 2 bulan mencekam.

Kondisi yang semakin sulit, karena untuk menekan penularan harus dilakukan physical distancing(pembatasan sosial), sosial distancing(jaga jarak)  louckdown(mengunci kegiatan di luar rumah), PSBB(pembatasan sosial berskala besar) sampai larangan mudik pun diberlakukan.

Semua anjuran dan larangan tersebut berimbas sangat banyak. Antara lain keluarga yang jauh tidak bisa saling kunjung bahkan anak tidak bisa bertemu secara fisik dengan orang tua karena pandemi ini. Alhamdulillah putraku dan teman-temannya yang PKL di Jogja juga paham dan patuh terhadap aturan yang berhubungan dengan pandemi. Semoga kita semua sehat dan disehatkan oleh Allah yang sedang sakit.

Hal lain yang kebijakan yang menuntut physical distancing, sosial distancing, loukdown, serta PSBB menyebabkan peningkatan pengangguran yang tidak bisa dibendung. Tentu saja ini berdampak sosial.yang luar biasa.

Melihat kenyataan ini, hati ini terasa begitu pedih dan terharu. Dalam doa-doa ramadan selalu aku mohon kepada Tuhan agar wabah corona ini cepat diangkat dan di bersihkan oleh Allah. Selain itu permohonan akan kesehatan sangat penting untuk disampaikan. Sebab apa pun yang terjadi ketika manusia itu sehat akan bisa menyelesaikan masalah yang dia hadapi dan membantu sesama.

Di tengah pandemi saat ramadan ini semoga bisa manfaatkan segala yang kita miliki untuk saling bantu-membantu. Agar beban berat yang dirasa oleh terdampak wabah dan negara bisa diringankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun