Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kue Ulang Tahun Mbak Widz

20 Februari 2020   05:17 Diperbarui: 20 Februari 2020   05:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Betapa indahnya ketika hari lahir kita bisa diperingati dengan berbagi kepada sesama. Nah termasuk ulang tahun mbak Widz. Kuenya pasti bisa bermacam-macam. Senyumnya bisa menebar kemana-mana. Variasinya sesuai selera yang menerima. Kenapa demikian karena diberikan dalam bentuk uang. Pasti yang menerima ini membelanjakannya sesuai kebutuhan yang ia perlukan.

Dan pesta pun terjadi dalam cahaya batin masing-masing diiringi doa ketulusan yang luar biasa. Begitulah ketika manusia mampu menjadi sinar matahari, walau tidak sepenuh sinar, atau sebesar matahari itu sendiri, ia akan dapat menyinari alam. Alam siapa saja? Alam batin penulis, alam batin anak yang tidak kesampaian sekolahnya, alam batin orang-orang yang butuh teman untuk curhat.

Menurutku event ultah mbak Widz ini telah menjadi pembelajaran yang unik dan indah. Ada pembelajaran untuk penulis agar peduli dengan orang dekat, atau dengan siapa saja yang kurang berutung hidupnya. 

Mampukah kita menjadi bulan, atau bahkan hanya bintang dari acara mbk Widz. Bila bisa mencapai Top 5 tentunya ia bisa menjadi bulan yang menyampaikan sinar matahari yang dimiliki mbak widz, lalu memantulkannya menjadi cahaya bulan bagi orang lain.

Apakah artinya yang 45 orang dalam event mbak Widz, jika mau berbagi tentunya kita akan akan menjadi bintang, yang meski tampak kecil sinarnya tapi pasti akan membahagiakan manusia yang dalam kegelapan malam dalam hidupnya. Paling tidak semangat berbagi itu menjadi ruh yang bisa menghidupkan jiwa-jiwa. 

Dari acara mbak Widz ini tentunya akan melahirkan Widz-Widz kecil yang lain. Yang tangannya mampu menjadi penolong orang lain meski hanya sekedar bisa tersenyum.

Bagaimana tidak, pasti penulisnya akan mendatangi orang yang akan ditulis, atau sekedar mengajaknya makan di sela penatnya kerja, atau di sela kesibukan penulis. Penulis akan membawakan oleh-oleh juga bagi yang akan ditulis. 

Yang terpenting dalam event ini tentu kita menjadi bertambah saudara di dunia dan inshaallah diakhirat kelak. Mampukah kita membangun kasih sayang di antara sesama. 

Kapan saja saat kita ada, jangan diam itulah sebenarnya yang diajarkan mbak Widz dalam event ulang tahunnya yang luar biasa. Aku terharu. Aku belum pernah ketemu orangnya. Tapi aku sudah merasakan kebaikan diri pribadinya, juga ajaran kebaikannya.

Jabat tangan lewat event ini sungguh merasuk dalam jiwaku. Semoga ini bisa menjadi tauladan buat diri, untuk senantiasa menjadi cahaya buat orang lain, meski hanya sekerlip. 

Bila sekerlip itu dilakukan secara istiqomah atau ajeg, tentu akan menjadi lautan cahaya yang indah, apalagi bila ini dilakukan oleh banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun