Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pak Tua Penggembala Bebek

4 Februari 2020   05:03 Diperbarui: 4 Februari 2020   05:13 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

PAK TUA PENGGEMBALA BEBEK

Kegigihannya dalam menggembala hanya bebek dan pencipta langit yang tahu
Wajahnya mengering kehitaman
Keyakinannya terhadap sang pencipta bebek, membuat ia bertanggung jawab terhadap bebek-bebek yang digembalakannya

"Bu, ini bebeknya hari ini bertelur semua, yang satu tadi saya bakar di sawah, saya lapar. Mengganti berapa?" Tanya lelaki tua itu meyakinkan juragannya. "Tidak usah Min, kamu itu ada-ada saja, ini yang 10 bawa pulang untuk anak istrimu." Kata Nyonya juragan dengan ramah.

Senja memerah menemani kebahagiaan pak Tua
Doa dipanjatkan dari mulutnya yang komat-kamit sepanjang jalan
Untuk juragan yang murah hati

Satu butir telur telah mengenyangkan perutnya
Sepuluh butir telur telah membahagiakan keluarganya
Keringatnya menyatu dengan baju kumalnya
Menjadi saksi jihadnya dalam keluarga
Mencipta kerlip bintang di malam hari
Di hati istri dan buah hati

Bukit Nuris, Februari 2020
~Riami ~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun