Mohon tunggu...
Nalar Keropos
Nalar Keropos Mohon Tunggu... Penulis - Dianggap Introvert tapi sering merasa Ekstrovert

Suci yang tidak bersih adalah kertas tanpa coretan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Musibah, Murka Tuhan atau Rahmat-Nya?

25 Februari 2020   10:50 Diperbarui: 25 Februari 2020   14:52 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup di dunia tidak akan selamanya berjalan dengan tenang, tentram, dan tanpa gangguan. Justru bukan kehidupan lagi namanya bila tidak dibumbui dengan permasalahan. Karena permasalahan atau yang biasa juga disebut dengan ujian merupakan hal yang harus ada di dalam kehidupan kita. Sebagaimana firman Allah swt di dalam Al-Qur'an pada potongan surah Ali Imran ayat 186, di sana disebutkan bahwa "kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu".

Selain itu, kita adalah manusia yang dituntut untuk mencapai level kesempurnaan, dituntut untuk berkembang, tidak monoton, dan tidak pasif. Dan satu-satunya hal yang bisa mendorong kita untuk sampai pada level demikian adalah tidak lain dan tidak bukan dengan melalui ujian. 

Seperti yang pernah dikatakan oleh Konfusius salah seorang filsuf asal Tiongkok, beliau mengatakan "permata tak akan bisa diasah tanpa gesekan, begitu pula manusia, tak ada yang sempurna tanpa cobaan".

Sekaitan dengan ujian hidup, KH. Muhammad Arifin Ilham salah seorang penceramah asal Indonesia mengatakan bahwa minimal ada tujuh jenis ujian hidup yang wajib untuk kita ketahui. Pertama, ujian berupa perintah Allah swt. 

Kedua, ujian larangan Allah swt. Ketiga, ujian berupa musibah. Keempat, ujian nikmat. Kelima, ujian dari orang zalim untuk kita. Keenam, ujian keluarga, suami, istri, dan anak. Dan yang ketujuh adalah ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, dan termasuk sistem pemerintahan atau negara.

Namun, pada kesempatan kali ini kita tidak akan membahas semua jenis ujian hidup yang sudah disebutkan di atas, dan yang akan kita bahas hanyalah salah satunya saja yaitu ujian dalam bentuk musibah. Mengapa? Apakah jenis ujian yang lainnya tidak begitu penting untuk kita ketahui? Tentu tidak demikian. 

Tujuh jenis ujian hidup yang sudah di sebutkan di atas semuanya memiliki nilai yang penting bagi kita. Namun, karena selain terbatasnya kesempatan yang kita miliki, juga karena ujian dalam bentuk musibah merupakan jenis ujian yang paling sering kita sangkut pautkan dengan azab Tuhan. Sehingga menjadi penting kiranya untuk kita membahasnya.

Azab dalam pengertian kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah siksa Tuhan yang diberikan kepada manusia. Hubungannya dengan musibah, seringkali kita menganggap musibah adalah azab yang ditimpakan Tuhan kepada kita. Setiap kali ada musibah yang terjadi fikiran kita dengan sendirinya akan tertuju pada azab Tuhan. Sehingga seolah-olah Tuhan hanya bisa mengazab para hambanya saja.  

Masih segar di kepala kita tentang tragedi gempa bumi yang terjadi di Palu Sulawesi Tengah pada dua tahun silam atau lebih tepatnya di tahun 2018 lalu. Dikutip dari Wikipedia, gempa bumi yang terjadi di Palu tersebut berkekuatan 7,4 skala richter dan diikuti dengan tsunami yang ketinggiannya sampai dengan 5 meter. Dengan menelan korban sebanyak 2.045 jiwa, 632 luka-luka, 100 orang hilang, dan 16.732 penduduk yang mengungsi.

Tragedi tsunami yang terjadi di Palu tersebut merupakan salah satu contoh ujian dalam bentuk musibah dan disangkut pautkan dengan azab Tuhan. 

Benar saja, pasca terjadinya tsunami di Palu tersebut media sosial diviralkan dengan ciutan yang mengatakan bahwa tsunami yang terjadi di Palu itu disebabkan oleh banyaknya tempat-tempat maksiat yang ada di Palu, sehingga Tuhan pun murka dan menurunkan azabnya dengan mendatangkan tsunami di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun