Mohon tunggu...
Andriani
Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - rindu situasi kembali normal

Sedang mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat, Kembang, dan Kereta

3 Juni 2020   02:50 Diperbarui: 3 Juni 2020   03:07 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semilir angin berhembus
Lembut bergerak di jendela kamarku
Aku terbawa lamunan yang mengulik hatiku

Dalam sebuah kotak pena
Kubuka, kubaca tulisanmu
Ungkapan kasihmu
Kerinduanmu bertemu
BIP .... kau menungguku di sana

Seikat kembang itu
Aku benar-benar malu tesipu
Kau datang dengan seikat kembang
Warna kuning dan putih, warna kesukaanku
Dalam tatapan nanar matamu mengharap balasku

Kereta di stasiun Bandung
Aku gak yakin ayahmu mengijinkanmu
Ibuku membiarkanmu menemuiku
Kita berbicara
Aku pamit, kau pun berucap selamat jalan
Keretaku berjalan
Ku melihatmu berlari seakan tak mau kupergi

Ada dua kata yang tak pernah kuucap
Bukan tak mau
Ayahmu melarang
Ibuku tak memberi restu
Bukan maksud megabaikanmu
Aku hanya tidak ingin ada yang tersakiti
Ku ingin impian cita kita sama-sama terwujud
Kamu di jalanmu, aku di jalanku

Dua kata
Terima kasih untuk semua kasih perhatianmu
Maafkan aku yang tak punya daya membalasmu

Kelak bila kita bertemu
Kita masih bisa menjadi saudara kan?
Aku mendoakan kebahagiaanmu
Seperti halnya aku sebahagia dalam kehidupanku

Sidoarjo, 3 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun