Mohon tunggu...
Ria amelia
Ria amelia Mohon Tunggu... Konsultan - Jangan Lupa Bahagia:)

Jangan Lupa Bahagia:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jombong Boyolali, Taman Surga Katanya

8 November 2018   21:00 Diperbarui: 10 November 2018   09:11 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panasnya Jogja siang ini (27 April 2018) tidak menyurutkan semangat kami untuk mengemban misi turut serta mencerdaskan anak bangsa di batas utara dan timur gunung merapi, tepatnya di desa Cepogoh, Jombong Boyolali. Suhu yang tercatat mencapai angka 330 C tidak hanya membakar kulit menjadi legam kemerahan, warnanya seperti kepiting rebus dan tomat- tomat yang siap panen. 

Atmosfer suhu yang tinggi ini juga membuat kami semakin menarik gas, sehingga di speedometer terlihat kecepatan bertambah. Kami ingin cepat sampai dan segera berjumpa dengan malaikat-malaikat tak bersayap penjaga taman surga di kaki gunung merapi. Terkadang ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan, dan benar saja inilah yang terjadi pada kami, kami sempat beberapa kali tersasar karena tidak hapal jalan dan hanya mengandalkan kepintaran dari google maps.

Setelah terkatung- katung mencari jalan yang benar, akhirnya kami berhasil menyambangi desa Cepogoh, Boyolali. Terlihat jelas wajah teman-teman yang sudah mulai lunglai, karena tingginya suhu membuat tubuh-tubuh ini merasa dehidrasi dan kehabisan energi. 

Namun, wajah-wajah lunglai ini berubah 180 derajat menjadi ceria dan bersemangat ketika kami memasuki gerbang rumah warga yang akan menjadi tempat istirahat sementara kami selama di desa ini. Ada teriakan keras dan antusiasme keceriaan dari anak-anak desa yang ternyata sudah menunggu kedatangan kami sejak enam jam yang lalu.

Belum sempat pun kami menaruh tas, anak-anak ini sudah berlarian mengerubungi kami. Runtutan pertanyaan dan pernyataan mereka lontarkan, hingga membuat kami bingung yang mana dulu yang harus dijawab. Tak sampai pun sempurna 10 menit kami beristirahat, anak-anak ini sudah membrondong kami ke perpustakaan untuk belajar dan bermain bersama. 

Perpustakaan di desa ini sangat sederhana sekali, hanya berupa ruangan kurang lebih berukuran 2, 5 x 2 m, bercatkan hijau kuning biru bermotif polkadot dan ada tiga meja sebagai tempat untuk menjajarkan buku-buku. Sebelum kami datang ke desa ini, buku yang ada diperpustakaan hanyalah buku-buku pelajaran dan LKS. Kalaupun mungkin aku disuruh membacanya aku juga kurang tertarik. 

Tiga  huruf yang bisa menggambarkan keadaan perpustaakaan ini 3S (sangat sederhana sekali), jauh dari kata mewah, jauh dari kata mendukung, jauh dari dua rasa nyaman dan betah seperti perpustakaan yang biasanya kami temui di Jogja. Biasanya perpustakaan di kota-kota akan menyediakan semua fasilitas yang mendukung bagi pengunjungnya untuk belajar. 

Namun setelah kedatangan kami yang pertama minggu lalu, perpustakaan ini terasa lebih hidup. Ada banyak buku bacaan yang disesuaikan dengan level baca mereka dan konten materi serta visual yang menarik.

Ketika pintu perpus dibuka mereka langsung berlarian mengambil buku bacaan dan duduk bersama membentuk lingkaran untuk membaca bersama. Senangnya hati kami melihat mereka yang haus akan ilmu. 

Ada yang sudah lancar membaca, ada yang terbata-bata untuk mengeja, ada yang sibuk membolak-balik kertas dan terbelalak girang melihat pop up yang ada dibuku. Yang jelas sore itu ada semangat kebaikan dari anak-anak didesa ini untuk memantik ilmu dan seolah membuka gorden jendela untuk tahu apa isi dunia.

Dokumentasi Kegiatan Book For Mountain
Dokumentasi Kegiatan Book For Mountain
Dokumentasi Kegiatan Book For Mountain
Dokumentasi Kegiatan Book For Mountain
Dokumentasi Kegiatan Book For Mountain
Dokumentasi Kegiatan Book For Mountain
Dengan rancangan materi yang telah dibuat sebelumnya, kami ingin melatih bakat anak-anak di desa ini dalam bidang seni, karena kami yakin di balik wajah-wajah lugu malaikat-malaikat kecil ini pasti ada potensi-potensi unggul yang terpendam. Setelah melewati tahapan pembagian kelompok, anak-anak ini langsung menuju kelompoknya untuk berlatih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun