Mohon tunggu...
Widi
Widi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memori Paling Indah Sepakbola Kita di Piala Dunia

23 November 2017   18:05 Diperbarui: 23 November 2017   18:14 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Babak kualifikasi Piala Dunia 2018 sudah usai. Selain Rusia sebagai tuan rumah yang dikecualikan dari mengikuti kualifikasi, semua 210 anggota FIFA lainnya yang tersisa berhak untuk memasuki proses kualifikasi, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, semua tim nasional memenuhi syarat terdaftar untuk mengikuti kompetisi awal. Hasilnya, 32 tim sudah dipastikan mengantongi tiket ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia, sebuah ajang kompetisi olahraga paling bergengsi di muka bumi.

Konfederasi AFC di mana Indonesia bernaung, diwakili oleh lima tim nasional. Ini merupakan jumlah wakil Asia terbanyak sepanjang sejarah. Jatah Asia saat ini adalah 4,5. Artinya empat tempat diperoleh langsung dari hasil murni kualifikasi di AFC, sedangkan satu tempat lagi diperebutkan melalui babak play-off antara wakil dari zona AFC dengan wakil dari zona CONCACAF (Amerika Utara dan Tengah). Satu wakil hasil play-off berhasil direbut Australia setelah berhasil mengalahkan Honduras. Sedangkan empat tiket yang sudah dipastikan sebelumnya diraih oleh Iran, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Bagaimana dengan Indonesia? Meskipun semua anggota FIFA memenuhi syarat untuk mengikuti kompetisi, namun Zimbabwe dan Indonesia didiskualifikasi sebelum memainkan pertandingan pertamanya. Indonesia tidak boleh bertanding akibat sanksi yang diberikan oleh FIFA menyusul perselisihan antara pemerintah dan PSSI yang telah mengakibatkan pembatalan kompetisi domestik. Asosiasi sepakbola Indonesia itu diskors oleh FIFA karena campur tangan pemerintah di liga nasional. Larangan tersebut menyatakan bahwa Indonesia tidak berhak bersaing di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019. Ini catatan buruk yang menyedihkan. Namun semoga memori indah berikut bisa menjadi penawar serta menyadarkan kita untuk tidak putus asa dan senantiasa punya harapan di masa depan untuk sepakbola Indonesia.

Mengenang Indonesia di Piala Dunia Prancis 1938

Indonesia pernah ikut di Piala Dunia 1938 di Prancis. Saat itu Indonesia belum merdeka. Dalam lingkungan sepakbola internasional nama Indonesia masih dikenal sebagai Dutch East Indies. Dengan nama ini, Indonesia merupakan tim Asia pertama yang berpartisipasi dalam Piala Dunia FIFA, di mana saat itu Indonesia menjalani kualifikasi zona Asia bersama Jepang. Akibat Jepang mengundurkan diri, maka hanya Dutch East Indies yang dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti turnamen.

Saat itu Indonesia hanya sempat melakoni satu pertandingan dan langsung harus angkat koper setelah digebuk telak oleh tim Hungaria 0-6 tanpa balas. Hungaria saat itu akhirnya mencatatkan diri sebagai runner-up saat kalah di final oleh Italia dengan skor 2-4. Itulah satu-satunya penampilan tim nasional Indonesia sepanjang sejarah dan sejak itu belum pernah lolos lagi ke Piala Dunia.

Nama-nama seperti Frans Hukon, Frans Meng, Achmad Nawir, Tjaak Pattiwael, Jack Samuels, Suvarte Soedarmadji, Henk Sommers, Anwar Sutan, Hans Taihuttu, Hong Dijen Tan, dan Mo Heng Tan. Mereka adalah pahlawan-pahlawan Indonesia saat itu. Tanpa mereka, sampai saat ini kita belum pernah mengenyam Piala Dunia.

Kata pernah' ini bisa menyimpan makna konotasi yang kental. Di satu sisi, pernah ikutnya Indonesia dalam ajang Piala Dunia bisa menjadi sebuah kebanggaan ketika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara yang tidak satu pun yang pernah ikut serta. Meskipun sekarang sama-sama tidak lolos, minimal dulu' kita pernah ikut. 

Barangkali kita bisa sedikit agak bangga terhadap negara-negara yang saat ini peringkat FIFA-nya bahkan lebih tinggi dari kita, seperti Filipina (116), Vietnam (121), Thailand (138), Myanmar (155). Indonesia sendiri berada di peringkat 165. Di sisi yang lain, kata pernah' bisa berkonotasi sindiran. Dulu pernah, sekarang tidak pernah lagi. Mengapa tidak seperti dulu? Ikut serta yang hanya sekali dan belum pernah terulang lagi bisa dimaknai orang sebagai sebuah kebetulan.

Meskipun demikian, setidaknya Indonesia sempat hampir lolos dalam dua kali kesempatan kualifikasi Piala Dunia, yaitu tahun 1958 dan 1986. Artinya, pada saat itu Indonesia memiliki tim nasional yang cukup kuat. Dua masa yang cukup membanggakan meskipun hanya 'hampir'.

Indonesia dalam kualifikasi Swedia 1958: Boikot Israel!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun