Generasi Z di Indonesia, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dalam konteks lingkungan yang kaya dengan keberagaman budaya dan agama. Fenomena ini membawa dampak yang signifikan terhadap pembentukan identitas, tingkat toleransi, serta pola interaksi sosial mereka. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana keberagaman budaya dan agama memengaruhi pandangan dunia, sikap, dan perilaku Generasi Z di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan wawancara mendalam, penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun keberagaman sering menghadirkan tantangan seperti stereotip dan potensi konflik, Generasi Z menunjukkan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Hal ini dapat dikaitkan dengan akses mereka terhadap teknologi digital dan media sosial yang memperluas wawasan. Selain itu, nilai-nilai toleransi dan inklusivitas yang ditanamkan di sekolah dan lingkungan keluarga berperan sebagai fondasi yang penting dalam membangun harmoni sosial. Makalah ini menyimpulkan bahwa pemahaman lintas budaya dan agama di kalangan Generasi Z di Indonesia memiliki potensi besar untuk memperkuat kohesi sosial di masa yang akan datang, meskipun tetap membutuhkan dukungan melalui pendidikan karakter dan dialog antaragama.
 PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan luar biasa dalam hal keberagaman budaya dan agama. Dengan lebih dari 1. 300 suku bangsa dan enam agama resmi yang dianut, masyarakat Indonesia hidup berdampingan dalam sebuah konteks multikultural yang cukup kompleks. Keberagaman ini tidak hanya menjadi sebuah ciri khas, tetapi juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama dalam menjaga harmoni sosial di tengah berbagai perbedaan. Generasi Z, yang dilahirkan antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh di tengah era globalisasi dan digitalisasi yang semakin mempercepat interaksi antara berbagai budaya dan agama.Sebagai generasi yang beradaptasi dengan teknologi, Generasi Z memiliki karakteristik yang khas. Mereka tidak hanya terpapar oleh budaya lokal, akan tetapi juga budaya dari seluruh dunia melalui media sosial dan internet. Interaksi yang terjadi telah memperkaya perspektif mereka, namun juga berpotensi menimbulkan tantangan, khususnya dalam menghadapi narasi-narasi intoleransi atau konflik yang berkaitan dengan perbedaan budaya dan agama. Dalam konteks ini, Generasi Z memiliki peranan yang sangat penting sebagai agen perubahan sosial yang mampu membangun hubungan harmonis di antara keberagaman tersebut.Namun, kompleksitas dari hubungan lintas budaya dan agama juga menciptakan banyak pertanyaan: Bagaimana perbedaan budaya dan agama dapat memengaruhi pola pikir serta sikap Generasi Z? Sejauh mana mereka mampu untuk mengelola perbedaan tersebut dalam rangka menciptakan harmoni sosial? Dan faktor-faktor apa saja yang mendukung atau menghambat pemahaman lintas budaya dan agama di kalangan Generasi Z?Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari keberagaman budaya dan agama terhadap Generasi Z di Indonesia, sekaligus mengidentifikasi potensi serta tantangan yang mereka hadapi. Dengan demikian, diharapkan diskusi ini dapat memberikan kontribusi bagi upaya memperkuat kohesi sosial melalui pengelolaan keberagaman yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
  PEMBAHASAN
Generasi Z di Indonesia hidup di tengah lingkungan yang sangat beragam secara budaya dan agama. Hal ini menciptakan peluang sekaligus tantangan dalam membangun toleransi dan harmoni sosial. Berikut adalah penjelasan utama dari pembahasan:
1.Teknologi Digital dan Media Sosial
 Generasi Z tumbuh dengan akses luas ke internet dan media sosial. Hal ini membuat mereka lebih mudah mengenal budaya dan agama yang berbeda. Namun, teknologi juga memiliki sisi negatif, seperti menyebarnya informasi yang tidak akurat atau narasi intoleransi, yang dapat memengaruhi cara pandang mereka.
2.Interaksi Sosial yang Beragam
 Di sekolah, tempat kerja, atau media sosial, Generasi Z sering berinteraksi dengan individu dari latar belakang budaya agama yang berbeda. Interaksi ini membantu mereka memahami keberagaman, meskipun perbedaan nilai dan tradisi kadang menimbulkan gesekan.
3.Pendidikan sebagai Fondasi Toleransi