Mohon tunggu...
Rheza Wahyu Kurniawan
Rheza Wahyu Kurniawan Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Teknik Geologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lubang Biopori sebagai Tindakan Preventif Banjir oleh KKN UNDIP

13 Agustus 2019   07:30 Diperbarui: 14 Agustus 2019   21:02 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KEDUNGWUNI, PEKALONGAN - Hujan dengan intensitas tinggi sejak yang terjadi pada awal tahun 2019 menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Pekalongan tergenang banjir. Adapun ketinggian air di masing-masing wilayah bervariasi mulai 30-120 sentimeter.

Menurut catatan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), setidaknya ada empat kecamatan yang terendam banjir. Yaitu di Kecamatan Kedungwuni: Ambokembang, Pekajangan, Tangkil Kulon, Kedungwuni Timur.

Hal ini mendorong Tim KKN Universitas Diponegoro Semarang di Desa Tangkil Kulon, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan untuk melakukan tindakan preventif terhadap terjadinya banjir yang hampir setiap tahun terjadi. Dan kebetulan, awal tahun 2019 ini merupakan banjir yang terparah yang terjadi di daerah tersebut.

Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan salah satu inisiasi yang dilakukan oleh Tim KKN dari Universitas Diponegoro untuk tidakan preventif atau pencegahan terjadi nya bencana banjir di Desa Tangkil Kulon. 

Biopori adalah sebuah alternatif untuk meresapkan air hujan dan mengolah sampah organik , sampah yang dimasukkan kedalam lobang akan memancing fauna-fauna di dalam tanah untuk membuat terowongan kecil sehingga air cepat meresap.

Selain sebagai lubang resapan air, melalui lubang resapan biopori ini juga bisa mengolah sisa -- sisa sampah organik menjadi kompos atau pupuk alam.

Dengan cara memasukkan sampah organik seperti dedaunan dan sisa makanan ke dalam lubang, dan tunggu hingga membusuk dan akan menjadi kompos dengan sendirinya.

pembuatan-lubang-resapan-biopori-3-resize-5d5413290d823073e0026a24.jpg
pembuatan-lubang-resapan-biopori-3-resize-5d5413290d823073e0026a24.jpg

Koordinator Desa Tim KKN Universitas Diponegoro di Desa Tangkil Kulon, Rheza Wahyu Kurniawan menyebutkan bahwa antusiasme masyarakat cukup tinggi, terlebih lagi lubang resapan biopori ini merupakan hal yang masih sangat jarang didengar oleh masyarakat, dan diharapkan bisa menjadi pemecahan masalah banjir dan sampah di desa ini.

"Program kami berfokus mengenai penanganan banjir dan permasalahan sampah. Biasanya, warga membakar sampah kering, sedangkan sampah organik banyak yang dibuang ke sungai. Alhamdulillah program kami diterima dengan baik oleh warga dan perangkat desa. Pembuatan lubang resapan biopori ini kami lakukan berdasarkan saran dan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan KKN Bapak Ir. Warsito Atmodjo, M.Si." Tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun