Mohon tunggu...
Rheno Ade Sastra
Rheno Ade Sastra Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa

Chemical Engineer - Faculty Of Engineering - Univesitas Pembangunan Nasional " Veteran " Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teknologi Methanol To Olefin (MTO), Strategi Efisiensi Bahan Baku Industri Petrokimia

23 April 2020   13:22 Diperbarui: 23 April 2020   13:28 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara yang tak kunjung habis di bicarakan di mata dunia. Biru lautan serta sumber daya alam negeri ini seakan menjadi mutiara bagi yang melihatnya. Hampir 75 tahun negara ini merdeka atas hak kuasa untuk tanah airnya, dengan jumlah penduduk yang kini sudah di atas rata – rata tentunya memaksa pemerintah memutar otak untuk mengelola sumber daya alamnya. 

Tercatat  ada 267 juta jiwa yang hidup di tanah surga Indonesia. Tentunya dengan kapasitas penduduk yang cukup luar biasa, akan memunculkan beberapa data dan fakta yang berujung akibat meledaknya tingkat pertumbuhan di Indonesia. Negeri merah putih kali ini terkena dampak yang cukup serius yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk.  Salah satu sektor yang terkena imbas dari bonus demografi yang melanda selain energi minyak sebagai sumber daya yang tergolong cukup vital adalah industry Petrokimia.

Beberapa puluh tahun terakhir Indonesia sudah mengalami defisit energi, salah satu deficit ini disebabkan oleh tingginya permintaan sekaligus impor bahan baku untuk industry Petrokimia. Perlu di ketahui bahwa industry petrokimia juga merupakan salah satu industry yang cuup vital dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat Indonesia.

Apa itu industri petrokimia ?

Petrokimia adalah suatu industri yang beroperasi pada pengolahan bahan kimia dengan mengunakan bahan baku dari hasil dari proses pengolahan minyak bumi dan gas bumi. Secara tidak langsung industry petrokimia juga berkaitan dengan industry oil and gas atau kerap di sapa migas. Tenu hal ini merupakan hal yang cukup sulit industry petrokimia untuk menjaga keberlangsungan prosesnya

Secara singkat petrokimia di bagi atau di bedakan menjadi tiga, yakni hulu, antara , dan hilir. Untuk petrokimia hulu contoh produk yang diolah setengah jadi seperti propilena, benzena, toluena, etilena, methanol dan sebagainya . Pada petrokimia antara di dapatkan produk seperti polietilena, ammonia, butena, dikloroetilen-vinil klorida dan sebagainya. Sedangkan pada petrokimia hilir memproduksi barang – barang jadi yang sering kita jumpai seperti pupuk, serat pakaian, alat kosmetik dan lain sebagainya.

Nah, untuk memproduksi semua jenis produk diatas tentu industry petrokimia harus memutar otak gun mendapatkan bahan baku yang mudah di dapat serta ekonomis. Secara umum bahan baku industry petrokimia ada 3 klasifikasi yakni olefin, aromatic, dan sintesis gas alam.

Apa Permasalahan yang sering terjadi ?

Perlu kita ketahui untuk memproduksi produk – produk petrokimia diatas, tentu dibutuhkan bahan baku hidrokarbon, seperti gas etana, nafta, dan batu bara. Salah satu sumber kelemahan industri petrokimia nasional saat ini ialah terbatasnya bahan baku hidrokarbon.

Dunia saat ini memiliki dua bahan baku utama untuk industri petrokimia, yaitu gas etana yang mayoritas digunakan di Amerika Serikat dan Timur Tengah. Sementara itu, nafta dijadikan bahan baku di kawasan Asia Pasifik dan Eropa. Salah satunya yakni Indonesia yang saat ini menggunakan nafta, terutama di Chandra Asri Petrochemicals (CAP).

Salah satu strategi untuk memperkokoh industri petrokimia, Indonesia perlu mengamankan suplai gas alam, nafta, dan batu bara dengan roadmap yang jelas dan tersturuktur, berhubung harga produk dari petrokimia sangat bergantung kepada harga bahan baku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun