Diplomasi sudah menjadi bagian dari politik Islam sejak berabad-abad silam. Banyak masyrakat dunia menjalin hubungan dengan bangsa dan peradaban lain, selain untuk menjaga perdamaian dunia, juga untuk mewujudkan perdamaian. Hal tersebut terdapat pada sisi diplomasi yang dipraktikkan umat Islam.
Diplomasi Islam bersifat religius ini sudah menjadi salah satu fokus utama Islam. Tujuan Diplomasi ini tidak lain untuk mengajak umat diluar Islam untuk memeluk Islam, beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.
Seiring berjalannya waktu, peradaban Islam pun berkembang dan menajdikan sistem diplomasi disempurnakan oleh kaum Muslimin. Salah satu negara yang mayoritasnya beragama muslim adalah Indonesia.
Indonesia mempunyai sebuah tanggung jawab utnuk berperan di dalam dunia Islam, karena selain merupakan usaha dalam menjalin kedekatan dengan dunia Islam sebagai pengamalan amanat Pembukaan UUD 1945 yang merupakan konstitusi dasar negara yaitu menjaga perdamaian dunia.
Seperti yang kita tahu bahwa Islam adalah hidayah dan rahmat Allah untuk segenap manusia menghilangkan kebudayaan lokal dan tidak menggunakan kekuatan militer dalam upaya proses Islamisasi.
Hal ini disebabkan karean proses Islamisasi dilakukan secara damai melalui jalur perdagangan, kesenian, dan perkawinan, dan pendidikan. Islamisasi juga melalui proses politik, khusunya pada pemikiran politik Soekarni yang membuka lebar bagi golongan Islam untuk mengislamkan negara dengan wilayah pengaruh yang rekatif besar. Hal ini berhubungan dengan Islam Nusantara yang kita bahas saat ini.
Islam Nusantara dengan berbagai dinamika sejarah kian mendapatkan perhatian publik Indonesia yang menjadi fokus dari dunia Internasional. Para Nahdlatul Ulama meneguhkan Identitas Islam Nusantara dan Muktamar Muhammadiyyah dengan "Islam Kemajuan". Islam Nusantara ini sangat terkenal hingga media Internasional pun membicarakannya.
Islam Nusantara menjadi perbincangan di media berbahasa Arab, hal tersebut menjadi dentuman yang dahsyat. Kementrian Luar Negeri RI menyatakan konsep Islam Nusantara merupakan salah satu aset terbesar dari kekuatan lunak dan diplomasi Indonesia dalam rangka mengantisipasi kebutuhan diplomasi Indonesia kedepan serta meningkatkan pemahaman negenai Islam Nusantara.
Islam Nusantara sendiri adalah Islam khas ala Indonesia yang meruapakan gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budayam dan adat istiadat di Tanah air.Â
Azyumardi Azra mejelaskan tentang sesungguhnya tentang Islam Nusantara yang menjelaskan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang distingtif sebgaao hasil interaksi, konsektualisasi, indigenisasi dan vernakularisasi Islam Universal dengan realitas sosial.Â
Konsep Islam Nusantara muncul karena adalanya landasan pendapat atau pandangan umat Islam Indonesia yang sangat dekat dengan budaya di tempat tinggal mereka. Respons globalisasi dalam bentuk Islam Nusantara adalah pilihan terbaik dibandingkan dengan penolakan total atau penerimaan total.Â