Mohon tunggu...
Reture Akhnaton
Reture Akhnaton Mohon Tunggu... -

Mind stream itu berbahaya terhadap perkembangan otak dan Perilaku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Effect, Benarkah Ada?

10 April 2014   23:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu legislatif telah usai dan perhitungan cepat bisa menjadi acuan secara hampir mendekati, atau kalaupun ada selisih kemungkinan tidak akan lebih dari 1 - 3% dari hasil perhitungan Quick Count yang telah sama-sama kita saksikan di berbagai media massa.

PDIP menjadi jawara hasil QC tersebut dan di urutan ke 2 -3 adalah GOLKAR dan GERINDRA; untuk urutan 1-2 mungkin kita sudah sama-sama memaklumi hasilnya adalah buah dari loyalis partai tersebut, dalam kondisi apapun kedua partai suaranya tidak akan jauh dari hasil QC yang sudah di informasikan secara masif ini. Untuk GERINDRA yang menjadi nomor urut 3 dari hasil QC ini suatu hal yang luar biasa dari partai tengah bawah langsung melejit ke posisi 3 besar. berikutnya pada urutan 4 ada PKB yang secara politik, praktis hanya menggalang secara maksimal untuk mendulang suara di Jawa Timur dan propinsi bagian timur seperti NTT dan NTB.

Kita lihat PDIP yang selama ini selalu unggul dalam berbagai pooling exit di berbagai media sebelum Pileg berlangsung angka di atas 30% akibat JOKOWI Effect, dimana secara sudah di duga JOKOWI di jadikan sebagai CAPRES dari PDIP pada 14 Maret 2014 oleh Ketua Umum Megawati Soekarno Putri. Perlu di ketahui, kantong-kantong besar pendulang suara PDIP ada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Kalimantan barat, kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan beberapa tempat yang memang sudah pakem banteng moncong putih, menurut QC menang cukup telak.

Mari kita berandai-andai, apakah seandainya JOKOWI tidak di tetapkan sebagai CAPRES tempat-tempat pendulang suara itu PDIP akan kalah?? secara priadi saya memprediksi, TIDAK. Mengapa tidak?? karena dalam kondisi apapun baik kinereja kader PDIP baik, ataupun buruk mereka tetap Loyal mendukung Partai, ini adalah buah ideologi dari para pendukung Bung Karno yang merupakan barisan penentang baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan terhadap orde baru (Jenderal Soeharto). Lalu dimana Jokowi Effect?? secara pendulangan suara hampir tidak ada, tetapi secara menjaga loyalis agar tidak lari ke partai lain, cukup berhasil sebagai Jokowi Effect.

Lalu GERINDRA, darimanakah suara yang cukup signifikan kenaikannya pada PILEG kali ini, Saya kira inilah PRABOWO Effect dan hasil elit-elit GERINDRA memberikan informasi kepada para "pemilih ngambang" yang belum menentukan pilihannya. Jadi hasil kerja PRABOWO dan Gerbongnya patut di beri apresiasi sebagai suatu hal yang berhasil dalam menaikan elektabilitas Partai GERINDRA.

Jadi menurut analisa kaum pinggiran seperti saya, dalam hal ini perangkat pendukung JOKOWI tidak mau bekerja untuk PDIP, mereka hanya bekerja dan tunduk kepada JOKOWI sebagai Gerbong lain dalam pergerakan popularitas JOKOWI. dalam hal mesin Partai PDIP cukup bisa di uji dan mampu menjaga loyalis partainya untuk tidak ke lain hati. Mesin Partai GERINDRA dalam hal ini cukup sukses melakukan berbagai strategi untuk menaikan elektabilitas partainya menjadi urutan 3 besar. Hal yang sama dengan GERINDRA adalah PKB, bedanya apakah di PKB ada Bang Haji Effect atau Mahfud MD Effect....

Untuk menuju ke PILPRES Saya kira pertarungan akan semakin seru, antara mesin-mesin Partai dan personifikasi dari dua partai PDIP dengan JOKOWI dan GERINDRA dengan PRABOWO. Mari kita lihat apakah masih ada JOKOWI EFFECT pada Pilpres Juni mendatang???

Untuk kali ini mungkin kita sebut saja, sebagai JOKOWOW Effect...

Analisa Pengamat Politik abal-abal dan Pinggiran jalan, hanya bagian-bagian luar saja dan tidak berani lebih dalam...

Salam

Reture

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun