Mohon tunggu...
R. Fauzi Fuadi
R. Fauzi Fuadi Mohon Tunggu... Casual Writer.

Gemar bercerita tentang kesenian, kebudayaan, dan pengalaman sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seorang Lelaki yang Mengerang Kesakitan Dini Hari Tadi

8 Maret 2025   15:40 Diperbarui: 8 Maret 2025   15:49 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Cherry Laithang on Unsplash      

Siapapun kamu, yang membaca ini, apa kamu pernah berada pada momen di mana kamu berjalan sendirian di jalan yang remang-remang tanpa ada orang lain yang berlalu-lalang?

Dari kejauhan, kamu melihat seseorang yang sedang duduk tersimpuh di pinggir jalan, dengan baju kumal dan berantakan, lalu ia memegang salah satu anggota bagian tubuhnya dan mengerang kesakitan?

Kemudian, kamu melewatinya dan menatap orang itu, orang itu pun menatapmu dengan merintih kesakitan, lalu kamu hanya melewatinya begitu saja. Sebenarnya, kamu ingin sekali mendekatinya, lalu segera menolongnya.

Namun, kamu berpikir ulang tentang keselamatanmu, jangan-jangan, orang itu hanya berpura-pura kesakitan, menunggu pertolongan orang lain, lalu menyerang siapa saja yang mendekatinya. Lalu seluruh harta yang ada padamu akan dirampoknya.

***

Hal inilah yang baru saja saya alami. Di hari kedua bulan Ramadan pukul 03.55 pagi, saya keluar rumah untuk membeli makan sahur dengan berjalan kaki di warung yang berjarak 350 m. Hanya butuh waktu 5 menit saja untuk sampai di warung makan langganan.

Di 50 meter pertama, perjalanan normal seperti biasa, sepi, hening, dan hanya lampu jalan yang menerangi langkah ini. Namu, di 100 meter pertama, dari kejauhan, saya mendapati seperti ada yang bergerak-gerak di pinggir jalan.

Awalnya, aku pikir itu hanyalah seekor kucing yang mencari makan di tempat sampah. Namun setelah semakin dekat dengan objek yang bergerak itu, aku pikir bahwa seperti ada seseorang yang sedang membersihkan sampah dedaunan dari pinggir jalan sembari duduk.

Semakin mendekat, aku tak menyangka bahwa itu adalah seseorang yang sedang mengerang kesakitan sembari memegang salah satu kakinya. Di sampingnya, terdapat sepeda yang tergeletak begitu saja.

"Ya tuhan! dia sedang kesakitan!?" batinku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun