Mohon tunggu...
Rezky  Metra Satrio
Rezky Metra Satrio Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa di Fakultas Ilmu Komunikasi UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Harajuku" di Sudirman

13 Juli 2022   15:03 Diperbarui: 13 Juli 2022   21:11 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Ilustrasi fenomena ABG Citayam di Sudirman (Foto: Tangkapan layar YouTube Sipasan Channel) 

Harajuku merupakan sebuah nama distrik yang berada di Shibuya, kota Tokyo, Jepang. Distrik ini dikenal sebagai tempat berkumpul anak-anak muda yang bergaya eksentrik sejak tahun 1990-an.

Fenomena gaya berpakaian eksentrik ini terus berkembang hingga akhirnya dikenal dengan sebutan Harajuku Street Fashion. Sebuah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan remaja disana yang bergaya dan berjalan layaknya model professional.

Namun siapa sangka? Fenomena catwalk di distrik Harajuku kini hadir di Indonesia. Mengenakan pakaian dengan beragam mode dan tampilan eksentrik, remaja dari Citayam, Depok, dan Bojonggede berkumpul di Kawasan BNI City Sudirman, Jakarta, bak model professional.

Fenomena ini akhirnya dikenal warganet dengan sebutan "Citayam Fashion Week". Di lansir dari Tempo.co sebutan tersebut berawal dari postingan seorang pengguna Twitter @sofiaflorina. Dalam unggahannya, akun tersebut memuat foto dengan beberapa keterangan.

"Beberapa foto yang bertajuk 'Citayam Fashion Week' di kompleks Sudirman, Jakarta Pusat, Jakarta," tulisnya pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Mereka berkunjung ke kawasan tersebut untuk berkumpul bersama teman-teman. Beberapa di antaranya hanya ingin mejeng untuk menunjukkan penampilan terbaiknya. Roy misalnya, dilansir dari Kumparan.com, remaja tersebut sudah lama nongkrong di Sudirman. Ia bersama teman-temannya sudah berkunjung ke sana sejak satu tahun lalu untuk sekedar bermain atau membuat konten.

Banyaknya muda mudi yang berkumpul di Kawasan BNI City Sudirman dengan memamerkan outfit terbaik versi mereka menimbulkan pro dan kontra di kalangan warganet. Banyak warganet yang menyayangkan aksi muda-mudi tersebut, pasalnya masih banyak remaja yang membuang sampah sembarangan sehingga menodai citra Sudirman yang terkenal dengan kebersihan dan label "kawasan elit".

Tetapi tak sedikit juga warganet yang membandingkannya dengan Harajuku Street Fashion di Jepang dan menganggap kegiatan ini lebih bermanfaat daripada melakukan tindak kekerasan seperti tawuran.

Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan sendiri nampaknya tidak mempermasalahkan adanya fenomena ini, Ia mempersilahkan siapapun untuk dapat memanfaatkan ruang tersebut dengan syarat menjaga kebersihan.

laman instagram pribadi Anies Baswedan
laman instagram pribadi Anies Baswedan

"Silakan semua boleh datang menikmati ruang-ruang publik di Jakarta dengan cara dan ekspresinya masing-masing. Yang penting: jaga kebersihan dan ketertiban". Kata Anies Baswedan di laman Instagram pribadinya.

Tak hanya itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manparekraf), Sandiaga Uno juga turut mengapresiasi adanya fenomena "Citayam Fashion Week". Ia berencana akan memberikan beasiswa bagi remaja terpilih untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, karena telah mendukung trend fashion dan pariwisata perkotaan.

Media Fashion Jepang juga turut mendukung fenomena ini melalui cuitannya per tanggal 11 Juli 2022, mereka berharap agar beberapa situs atau akun street snap Indonesia mendokumentasikan dan mendukung Citayam Fashion Week ini.

"Thread keren tentang ribuan anak muda Indonesia yang berdandan dan membuat jalan-jalan di Jakarta Pusat menjadi hidup sebagai fashion catwalk, tidak seperti Harajuku di Jepang. Semoga beberapa situs/akun street snap Indonesia mendokumentasikan & mendukung adegan tersebut!" Tulisnya.

Cuitan @TokyoFashion di Twitter
Cuitan @TokyoFashion di Twitter

Mereka juga mengatakan bahwa di zaman dahulu, fenomena Harajuku Street Fashion tidak langsung mendapatkan apresiasi. Ada banyak penduduk Harajuku di masa lalu dan beberapa bisnis di Harajuku, yang tidak begitu menghargai anak-anak yang mengenakan busana "gila." 

Namun nyatanya sekarang mereka bisa hidup berdampingan dan bahkan dikenal menjadi salah satu fenomena khas negara matahari terbit tersebut.

Pada akhirnya, apa yang mereka lakukan merupakan wujud dari ekspresi dan minat yang mereka miliki, hal ini tentu lebih baik daripada menyalurkannya melalui tindak kekerasan seperti tawuran tentunya selama kebersihan dan ketertiban tetap mereka jaga. 

Kehadiran mereka pun turut membantu umkm yang sedang mencari pundi-pundi rupiah.

Lantas bagaimana menurutmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun