Mohon tunggu...
Rezky Dwi Ramadhan
Rezky Dwi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelaku dari tuntutan dosanya

Jika menulis membuatmu nyaman maka menulis lah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Perekonomian Para Khalifah

10 Juni 2021   13:29 Diperbarui: 10 Juni 2021   13:47 3217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perekonomi Sahabat Rasulullah SAW 

Kebijakan Ekonomi Sahabat Rasulullah SAW- Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan tidak bisa di abaikan begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman sebelum sekarang dan juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman Rasulullah SAW dan setelahnya. 

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, pemerintahan diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin yaitu khalifah-khalifah yang diberi petunjuk dan dipilih sebagai kepala Negara dan pemerintahan sekaligus sebagai pemimpin umat Islam. Sahabat Rasulullah SAW yang menjadi Khulafaur Rasyidin ada empat orang, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Masa Khulafaur Rasyidin yang lamanya tidak lebih dari tiga puluh tahun, dimulai sejak tahun 11-41 H/632-661 M. 

Keempat khalifah ini meneruskan perjuangan Rasulullah SAW dengan cara dan gaya yang berbeda-beda. Mengenai kebijakan di bidang ekonominya pun, keempat khalifah ini memiliki langkah yang berbeda pula. Pada masa Khulafaur Rasyidin ini, sistem ekonomi yang telah terbentuk berkembang lebih jauh dan menemukan bentuk yang ideal. Tidak sekedar teori, namun sudah berimplikasi besar terhadap pengembangan Islam. 

Perkonomian Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq

Pada masa pemerintahannya yang hanya berlangsung selama dua tahun, Abu Bakar lebih banyak berkonsentrasi pada persoalan dalam Negeri. Dimana saat itu, harus behadapan dengan kelompok murtad, pembangkang zakat, dan Nabi palsu. Yang berakhir dengan keputusan untuk berperang yang kemudian dikenal dengan perang riddah, yaitu perang melawan kemutadan. 

Dalam dua tahun kekhalifahanyya, Abu Bakar berhasil melaksanakan tujuan utamanya, yaitu mengembalikan keutuhan pemerintah Madinah. Selain Mekkah, Madinah dan wilayah sekitarnya yang sudah dikuasai Rasulullah. Di akhir kekhalifaannya, ia tengah menunggu hasil ekspedisi pasukan yang dikirimnya ke Yarmuk, akan tetapi ia tidak sempat mendengar kemenangan Khalid dan pasukannya. Ia juga berhasil mengislamkan suku-suku yang sebelumnya menentang Islam. 

Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. 

1. Perhatian yang besar terhadap keakuratan penghitungan zakat 

Dalam usaha menigkatkan kesejahteraan umat Islam, Abu Bakar melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi seperti yang telah dipraktekan Rasulullah SAW. beliau sangat memperhatikan keakuratan penghitungan zakat sehingga, tidak trejadi kelebihan atau kekurangan pembayarannya. Hasil pengumpulan zakat tersebut, dijadikan sebagai pendapatan dan simpanan di baitul mal untuk langsung didistribusikan seluruhnya kepada kaum Muslimin hingga tidak ada yang tersisa. 

2. Melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan Seperti halnya Rasulullah, Abu Bakar juga melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan, sebagian diberikan kepada kaum Muslimin dan sebagian lain tetap menjadi tanggungan Negara. Disamping itu, ia juga mengambil alih tanah-tanah dari orang-orang murtad untuk kemudian dimanfaatkan demi kepentingan Umat Islam secara keseluruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun