Mohon tunggu...
Rezi Hidayat
Rezi Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - researcher and writer

Fisheries Researcher

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Modernisasi Perikanan Berbasis Industri 4.0

8 Juli 2019   10:23 Diperbarui: 8 Juli 2019   10:32 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sejak awal meluasnya teknologi internet tahun 1990-an, berbagai perubahan terus terjadi hampir disemua bidang kehidupan manusia, hingga kini tercetus revolusi industri 4.0. 

Di era ini, setiap proses kerja menjadi lebih efisien melalui otomatisasi dan komputerisasi yang dipadukan teknologi Internet of Things, Artificial Intelligent, Big Data maupun Robotic. Sehingga, penguasaan teknologi yang terus berkembang pada era industri 4.0 ini memegang peranan sangat penting ditengah persaingan global.

Indonesia dengan potensi sumber daya alam dan manusianya yang melimpah, sejatinya mampu menjadi negara yang unggul di era industri 4.0. Sayangnya, hingga kini kemampuan penguasaan teknologi kita tergolong masih tertinggal. Kapasitas IPTEK kita masih berada di kelas-3, dimana lebih dari 75% kebutuhan teknologinya berasal dari impor (UNDP, 2010). 

Sementara itu, kecepatan koneksi internet kita juga menurut Speedtest Global Index (Maret 2019) masih kalah dibanding negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, Brunei, dan Filipina. Lebih miris lagi, penilaian terhadap daya saing digital dalam meningkatkan ekonomi dan efisiensi di berbagai bidang, tahun 2018 Indonesia berada diurutan ke-62 dari 63 negara (IMD, 2018).

Kondisi tersebut tak ayal menempatkan Indonesia berada negara yang baru 'melek' untuk menyongsong revolusi industri 4.0 (WEF, 2018). Untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah saat ini telah berinisiatif membuat peta jalan 'Making Indonesia 4.0'. Ada lima sektor industri yang menjadi prioritas awal yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik. 

Meskipun demikian, tak menutup kemungkinan bagi sektor pembangunan lainnya untuk bisa menerapkan teknologi industri 4.0, salah satu yang potensial yaitu sektor perikanan.

Sebagai negara dengan potensi perikanan sangat besar namun masih belum banyak tergarap, Indonesia sejatinya bisa memanfaatkan kehadiran revolusi industri 4.0 untuk lebih mengoptimalkan potensi. 

Penerapan teknologi industri 4.0 di sektor perikanan mampu lebih mengeksplorasi potensi, mengefisienkan sumberdaya, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah, memperluas akses pasar dan modal, serta memodernisasi organisasi dan manajemen. 

Di negara-negara maju seperti di Norwegia, China, dan Jepang penerapan teknologi industri 4.0 di sektor perikanan telah mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. 

Bahkan di negara yang terkenal gersang pun seperti Uni Emirat Arab (UEA), aplikasi industri 4.0 telah berhasil dikembangkan dengan pembangunan 'smart farm' terbesar di dunia untuk budidaya ikan sturgeon. 'Smart Farm' yang dibangun seluas 56.000 m2 ini memiliki kapasitas produksi per tahunnya mencapai 700 ton ikan sturgeon dan 35 ton telur ikan sturgeon (kaviar).

Di Indonesia, penerapan teknologi industri 4.0 pada sektor perikanan sudah mulai dikembangkan, seperti aplikasi Nelayan Pinter (NELPIN) dan Navigasi Nelayan Marlin (NN MARLIN) yang mendukung aktivitas nelayan dengan memberikan informasi lokasi potensi ikan, prediksi cuaca, ketinggian gelombang laut, arah dan kecepatan angin, lokasi tempat pelelangan ikan (TPI), perkiraan BBM, hingga harga ikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun