Mohon tunggu...
Reza Wahyu
Reza Wahyu Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Manager di Bank BUMN. Hobi membaca dan menulis. Pantangdiet.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kunci Kebahagiaan

15 Agustus 2012   02:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:45 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kunci kebahagiaan adalah cinta...
Sungguh menyenangkan ketika kita dicintai, tapi jauh lebih membahagiakan saat kita
mencintai...
Kala kita jatuh cinta, makan terong serasa makan steak!
Segalanya jadi indah dan menyenangkan.
Cinta pertama, kelahiran anak kesatu, mencintai keluarga, semua yang membuat kita
mencintai setulus hati akan memberikan kebahagiaan.
Mencintai membawa kesejahteraan, kekuatan, dan kebahagiaan..
Tapi mengapa kita tidak selalu mencintai sepanjang waktu kepada siapapun?
Karena kita takut. Kita takut ditolak.
Mencintai membutuhkan keberanian.
Berani untuk ikhlas.
Untuk mencintai setulus hati. Tanpa pamrih.
Tanpa keikhlasan kita tak bisa mencintai dengan setulusnya. Sepenuh hati mencintai
membutuhkan keikhlasan.
Dan keikhlasan membutuhkan cinta.
Jadi satu lingkaran yang sempuna. Mencintai-ikhlas-cinta..
Lalu dimanakah titik awalnya kalau cinta dan keikhlasan adalah lingkaran yang tak
terputus?
Mulailah dari lingkaran terkecil.
Belajar mencintai sesuatu atau seseorang yang mudah untuk dicintai dengan setulus
hati, dengan ikhlas.
Cintai anak bayi. Rasakan perasaan jatuh cinta. Bersyukur pada hal-hal yang
sederhana.
Tumbuhkan rasa cinta yang telah terpercik ini menjadi berkobar.
Kembangkan percikan cinta-ikhlas menjadi kobaran cinta-ikhlas.
Besarkan lingkaran cinta-ikhlas menjadi melingkupi diri sendiri. Teman dan keluarga.
Sesama dan bumi.
Bahkan besarkan terus lingkaran cinta-ikhlas hingga musuh-musuh kita.
Perluas lingkaran cinta-ikhlas kita sehingga tidak ada satu pun berada di luar
lingkaran ini.
Dan kita akan temukan, di dalam lingkaran ini; kebahagiaan sejati...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun