Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Austria vs Swiss Piala Dunia 1954: Hujan Gol di Kala Neraka Sedang Bocor

19 November 2021   07:25 Diperbarui: 19 November 2021   08:43 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski cuaca sedang tak bersahabat, nyatanya stadion penuh oleh penonton sampai pinggir lapangan (Bild/photopress-archiv)

Kota Bekasi, Surabaya, Pekanbaru sudah biasa dijadikan patokan kota-kota ‘terpanas’ di Indonesia. Ketika di keadaan terburuknya, suhu dengan rataan di atas 30℃ sudah membuat penghuninya berperluh keringat dan secara hiperbola menganggap neraka sedang bocor di pelipis ufuk. Jangankan untuk berolahraga, untuk sekadar berjalan di trotoar pun kita melipir ke bayang-bayang.

Kemudian bayangkan anda harus bertanding sepak bola di suhu yang mencapai 40℃. Bukan pertandingan kaleng-kaleng, tapi putaran final Piala Dunia yang prestisius itu. Ya kejadian ini pernah terjadi di Piala Dunia 1954, ketika itu tuan rumah Swiss menantang Austria di siang bolong stadion La Pontaise kota Lausanne yang sedang terpanggang terik.

Piala Dunia 1954 memang sepanas itu dari segi cuaca yang mambara dan konstelasi politik yang sedang naik daun. Pada akhir turnamen kita mendapati Jerman Barat berhasil mengejutkan orang-orang setelah menjungkalkan Magical Magyars yang penuh puja-puji itu. Tapi pertandingan di Lausanne ini akan selamanya diingat juga sebagai partai Piala Dunia ‘terpanas’ dan dengan gol paling banyak.

Jika kita menengok Lausanne sekarang mungkin bakal sedikit mengernyitkan dahi. Berada di tepian danau Geneva, kaki pegunungan Jura dan negara Swiss yang mashyur akan resor ski mewah dan kedamaiannya. Lausanne juga dipakai menjadi markas berbagai induk federasi olahraga duni, bahkan lembaga arbitrase olaharaga dunia (CAS) bermarkas di Lausanne. Tapi jangan lupa sebagai negara di iklim empat musim, Swiss bisa menemui keadaan terburuknya di puncak musim panas atau dingin.

Sebagai contoh tahun ini Sisilia, Italia dilanda gelombang panas mencapai 48,8℃ dan mencatatkan diri menjadi suhu terpanas sesantereo eropa sampai saat ini. Kemudian baru-baru ini banyak negara eropa yang dihantam krisis gas alam untuk keperluan pemanas ruangan dan terancam serangan hipotermia. Sebagai negara yang hanya dilalui dua musim, kita kurang relate.

Kembali ke laga yang dinamai Hitzeschlacht von Lausanne ini. Nahasnya Piala Dunia 1954 dilangsungkan di puncak musim panas di Swiss. Sebagai debutan Swiss melaju ke perempat final dan menghadapi tetangganya, Austria di cuaca tak bersahabat itu. Saking panasnya cuaca hari itu, penjaga gawang Kurt Schmeid asal Austria terserang hipertermia.

Memanfaatkan Kurt Schmeid yang sedang sempoyongan dan tak boleh diganti, Swiss langsung tancap gas. Tiga gol langsung bersarang padahal laga belum genap 20 menit. Namun bukan berarti pertandingan usai, para pemain Swiss dikomandoi striker Theodor Wagner malah berhasil membalikkan keadaan sebelum babak pertama selesai.

Lewat gol-gol darinya, Alfred Koerner, dan Ernst Orcwick Austria menutup skor di angka 5-4 untuk Austria setelah  Roberts Ballaman membalas satu gol. Sampai sekarang 5-4 tercatat sebagai skor tertinggi di jedah babak Piala Dunia. Sebenarnya Austria bisa saja unggul 6-4 andai tendangan penalti Koerner mulus menjebol gawang Eugene Parlier.

Tuan rumah tak dapat lagi mengejar ketertinggalan setelah Austria terus menambah pundi golnya di babak kedua. Wagner mencatatkan hattrick menabalkan keunggulan Austria meski sempat dibalas Seppe Hügi yang juga mencatatkannya sebagai gol ketiga. Sontekan Enrich Probst akhirnya mengakhiri perlawanan tuan rumah dengan skor 7-5.

Sampai sekarang total 12 gol di satu pertandingan Piala Dunia tercatat dalam buku rekor. Mematahkan rekor sebelumnya ketika Hungaria juga menggilas Jerman Barat 8-3 juga di gelaran 1954 dan juga didekati lagi ketika Hungria meluluhlantakkan El Salvador 10-1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun