Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hikayat Pele Si Peramal

22 Oktober 2021   20:02 Diperbarui: 2 November 2021   02:45 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Museum Pele dibangun di area seluas 4.134 meter persegi dan dengan biaya 20 juta dollar AS. (Foto: NELSON ALMEIDA / AFP via kompas.com)

Jika kalian membaca manga tentang American Footbal bernama Eyeshield 21 tentunya kalian tau karakter bernama Onihei Yamamoto. 

Lineman dari SMA Hashiratani yang begitu dikagumi Ryokan Kurita (bersama Mamoru Banba) sangat dikenal dengan prediksinya atau ramalannya yang selalu jauh dari takdir. 

Jadi, dia pernah memberi prediksi 99,99% Shinryuji Naga bakal membabat Deimon di turnamen Kanto, dan tentunya prediksinya salah.

Anekdotal ini mirip dengan peruntungan Tsunade dalam berjudi di Naruto. Pada awal kemunculannya dia sedang menang besar yang diikuti degan kemunculan Orochimaru yang sedang mengincar jutsu medisnya. Kemudian jauh ke belakang keberuntungannya dalam berjudi malah menjadi tanda matinya Jiraiya. 

Suatu hal yang benar-benar komikal dan rasa-rasanya tidak bakal muncul di dunia nyata, namun sepertinya ada seseorang yang mendekati bakat itu. Yaitu seorang pesepakbola maha tenar bernama Edson Arantes do Nascimento alias Pele.

Bisa dibilang nasib Pele juga dia dilahirkan di masa yang terlalu awal. Dia saking jagonya sampai tak pernah bermain di eropa, hal yang membuatnya seringkali dipandang di bawah Maradona yang catatan karir eropanya jelas lebih mentereng. 

Kemalangan yang disebabkan keputusan konyol Presiden Brazil kala itu yang menetapkan dirinya sebagai harta nasional dan otomatis meniadakan pintunya ke eropa.

Pele akhirnya menikmati masa bermain di luar Brazil malah di New York sekaligus mengakhiri masa bermain profesionalnya. Selepas tak lagi bermain ia pun mulai masuk berbagai bidang termasuk politik. 

Bisa dibilang eksposur terbesar Pele malah datang di masa pensiunnya dan di masa inilah sampai sekarang Pele banyak memberi pandangan-pandangannya mengenai dunia sepak bola. 

Pele dan Trofi Jules Rimet (dok: Paul David Drabble)
Pele dan Trofi Jules Rimet (dok: Paul David Drabble)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun