Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ini Kesempatan Terakhirmu, Messi!

10 Juli 2021   21:09 Diperbarui: 10 Juli 2021   21:18 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujur saja, dalam hati kecil kita masing-masing kita ingin melihat Messi akhirnya mengangkat piala dengan Argentina sebenci apapun kita (yang tak beralasan ini) pada dia. 

Bagi pria asal Rosario yang malah sebagian besar hidupnya ia jalani di Katalan ini, mungkin tahun ini adalah kesempatan terakhirnya. Hanya tinggal dirinya, Aguero, dan di Maria yang tersisa dari skuad emas Olimpade Beijing 2008. Meski masih ada Piala Dunia tahun depan, tak ada salahnya menyabet kesuksesan kontinental lebih dulu.

Sepanjang karir internasionalnya, mesih sudah setidaknya empat kali masuk final belum termasuk laga esok hari. Hanya final Olimpiade 2008 yang berakhir manis, sisanya hanya berujung kekalahan. Bahkan Messi pernah tiga kali beruntun mesuk final sejak 2014-2015. 

Kalah lawan Jerman lewat waku tambahan, dan dua kali tersungkur lawan Chili via skema adu pinalti. Sesungguhnya bila laga hanya selama 90 menit Messi tak pernah kalah, namun tak ada kata seri di final. Ya mungkin kecuali final Piala Dunia 1950.

Usia emas Messi sudah jauh tertinggal di masa lalu. Ketika dia sedang di masa jayanya yang pertama di 2010, kesempatannya menang Piala Dunia digagalkan tangan Tuhan lewat Diego Maradona yang ditunjuk sebagai pelatih kala itu. 

Tanpa ampun Jerman menggilas Argentina 4-0 sekaligus menghadirkan kembali mimpi buruk Maradona. Tahun depannya ketika Copa America diadakan di Argentina sendiri, Messi dkk malah keok di tangan Uruguay di perempat final. Apes.

Hanya kesedihan yang didapat dari melihat foto ini. (Reuters/Bao Tailiang)
Hanya kesedihan yang didapat dari melihat foto ini. (Reuters/Bao Tailiang)
Ketika Messi mencapai umur emas bagi pesepak bola, sekitar 27 tahun di medio pertengahan dekade 2010an, dirinya malah lebih akrab dengan gelar runner-up. 

Tiga tahun beruntun Argentina diantarkan Messi ke final Piala Dunia dan Copa America, termasuk edisi khusus 100 tahun Copa America. Semua berakhir sebagai pesakitan dan Messi bahkan sempat mengumumkan pensiun dari timnas, meski bujukan segenap bangsa Argentina meluluhkan hatinya.

Banyak yang mengkritik mentalitas juara Messi lemah dengan keputusannya pensiun itu. Tapi orang mana yang tidak berpikir bahwa waktunya telah usai ketika tiga tahun beruntun kalah di pertandingan pamungkas?. 

Pada 2015 dirinya datang sebagai pemain yang baru saja menyabet treble winners keduanya dengan Barcelona, sayang sukses yang belum bisa ia duplikasi di level timnas. Rasa-rasanya semua orang akan bilang Messi tak akan lengkap sebelum ia mendatangkan piala bagi Argentina.

Tak berlebihan bila di final kali ini Messi lah yang paling 'butuh' akan piala ini. Kali ini dia datang ke turnamen yang secara darurat diadakan di Brazil ini tidak dengan ekspektasi setinggi puncak Andes. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun