Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Gus Mus dari Pintu Sastrawi

10 Juni 2021   05:45 Diperbarui: 10 Juni 2021   05:50 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Mus dalam acara 'Doa untuk Palestina' di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 24 Agustus 2017. dok:Antara Foto

Melalui lukisan itu Gus Mus menyampaikan tentang hakikat zikir yang meurut beliau masih banyak yang hanya sebatas 'daging' saja dan lupa akan jiwa. Hal ini adalah cerminan dimana banyaknya pejabat-pejabat yang tertangkap korupsi meski sudah haji, berarti hajinya masih sebatas daging saja. Bahkan dalam menyikapi sebuah lukisan saja, orang-orang juga ada yang lebih memakai dagingnya dibanding jiwanya.

Gus Mus dan Berzikir Bersama Inul. dok:Brilionet
Gus Mus dan Berzikir Bersama Inul. dok:Brilionet
Mungkin kesederhanaan Gus Mus dalam karya-karyanya adalah kekuatan tersendiri. Gus Mus tidak sedang ndakik-ndakik, hanya sekadar menuangkan apa yang dilihat dan dialaminya ke dalam karyanya. 

Dalam Gus Jakfar dan Ngelmu Sigar Raga terlihat jelas Gus Mus memperlihatkan kejadian-kejadian disitu di sekitarnya yang akar rumput masih lumrah. Ketika lukisan kontroversialnya naik pun, sedang gencar-gencarnya pencekalan Inul dimana-mana, Gus Mus pun menuangkan keresahannya lewat lukisan.

Tak heran memang Gus Mus pernah dijuluki satu rumah dengan ribuan pintu. Orang dapat memasuki pintu Gus Mus sebagai kiai pesantren, Gus Mus sebagai ahli fiqih, Gus Mus sebagai pengurus NU, Gus Mus sebagai pelukis, atau bahkan Gus Mus sebagai mantan poltisi praktis. Tapi saya sudah nyaman mengenal Gus Mus lewat pintu sastranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun