Mohon tunggu...
Reza Qamarullah
Reza Qamarullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Sosiologi, Fisip, Universitas Muhammadiyah Malang

Perkenalkan nama saya Mohammad Reza Qamarullah, saya berasal dari Kota Denpasar, Bali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilema dalam Menghadapi The New Normal Life

7 Juni 2020   10:00 Diperbarui: 7 Juni 2020   10:15 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup berdampingan dengan Covid-19, hal ini juga sempat diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo, yang menyatakan bahwa “Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan”. Hal ini mengandung pengertian bahwa kasus Covid-19 di Indonesia belum dapat dihilangkan dalam waktu dekat, dan masyarakat dipersilakan beraktivitas dengan mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.

Dalam New Normal Life, maka kehidupan masyarakat Indonesia akan tercipta sebuah kehidupan normal yang baru pada berbagai aspek kehidupan. Prinsip utama dari New Normal Life tersebut adalah menyesuaikan dengan pola hidup. 

Contohnya, dulu kegiatan masyarakat dilakukan secara konvensional tetapi sekarang berubah menjadi lebih ke virtual, tingkah laku konsumen yang mengalami perubahan secara signifikan, dan segenap elemen masyarakat serta rasa solidaritas yang semakin meningkat di dalam masyarakat. Dalam hal ini masyarakat diharapkan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap situasi dan kondisi yang baru yaitu dengan cara menggunakan kemajuan teknologi secara maksimal pada aspek pekerjaan, belajar mengajar dan beribadah dari rumah. 

Dengan adanya program The New Normal Life dari pemerintah maka masyarakat harus mau bersinergi untuk dapat senantiasa menghindari kerumunan, mengurangi kontak fisik dan menjaga jarak dengan orang lain. 

Perubahan ini dilaksanakan untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk covid-19. 

Maka dari itu, kunci keberhasilan pada program The New Normal Llife dalam mengahadapi Covid-19 adalah perubahan perilaku masyarakat yang senantiasa menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran dari pemerintah.

Menurut saya, New Normal Life termasuk rentan untuk dilaksanakan dan akan menimbulkan dilema pada masyarakat, karena apabila masyarakat tidak memahami betul bagaimana prinsipnya dan apa yang ingin diraih dari hal tersebut, maka justru akan berdampak pada peningkatan kasus Covid-19 secara drastis.

Oleh karena itu, dibutuhkan peran pemerintah dan para aparat Negara (TNI-POLRI) dalam mengedukasi masyarakat dan harus benar-benar mengawal agar jalannya kegiatan masyarakat pasca PSBB (saat New Normal Life) berjalan tertib. Terutama pada tempat-tempat yang menjadi fasilitas publik dan sering dikunjungi orang, dikhawatirkan akan bertemulah orang yang sehat dengan yang sakit atau yang sedang dalam pengawasan. 

Di sisi lain, dikhawatirkan akan terjadinya gelombang kedua virus corona, lantaran tempat-tempat ramai dan tidak tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan, kemungkinan penularannya tinggi. Oleh karena itu, sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan tertib, serta peran pemerintah dalam mendidik, melibatkan, dan memberdayakan masyarakatnya untuk hidup di bawah New Normal Life.

Apabila ditinjau lebih lanjut, The New Normal Life dan pernyataan presiden terkait hal tersebut, merupakan bentuk perdamaian dengan virus Covid-19. Virus Covid-19 tidak dapat sepenuhnya disembuhkan dan pastinya akan tetap ada sampai kapanpun, oleh karena itu masyarakat untuk beradaptasi dengan virus Covid-19. Kebijakan New Normal Life di Indonesia juga harus ditinjau ulang secara benar melalui kajian medis. 

Merujuk pada data kasus Covid-19, kondisi Indonesia belum menunjukkan landaian kurva, atau persebarannya belum menurun dengan signifikan. Bahkan di negara-negara lain, kurva melandai justru naik kembali yang menunjukkan adanya gelombang kedua Covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun