Mohon tunggu...
Reza Pratama Nugraha
Reza Pratama Nugraha Mohon Tunggu... Programmer - Penulis Amatir

Seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Bising

1 Mei 2023   03:23 Diperbarui: 1 Mei 2023   05:18 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kampung Babakan telah masuk waktu dzuhur dan segera suara azan berkumandang dari segala sisi. Suara tersebut bergemuruh menggetar kaca, bercampur aduk, tidak terdengar lagi lafal-lafalnya arab dengan jelas, dari suara yang cempreng, berlogat jawa, betawi hingga yang benar-benar bagus pelafalannya tidak lagi penting ketika suara speaker-speaker yang disetel pol itu telah menyatu menjadi suara yang membisingkan telinga yang asing dengannya.

Demikian, ini adalah hal yang wajar bagi kuping warga Babakan mau apapun agamanya, yang barangkali merupakan contoh harmonis nan toleran antar warga, ataupula suatu adaptasi alami indra pendengaran mereka terhadap lingkungannya sehingga masih ada saja orang yang tidur nyenyak hingga melewatkan shalatnya.

Hal berbeda terjadi di Mushala At-Taqwa. Amplifier mushala kecil tersebut rusak, sudah digetok-getok oleh Ramli, si pengurus mushala, tetap tak bergeming. Tentu orang tetap berdatangan, dan mungkin hanya Ramli yang tahu amplifier mushala tersebut sesungguhnya rusak. Demikian, dia tetap merasa ada hal yang kurang jika dia tidak ikut memeriahkan riuh azan di tempatnya belum lagi malam ini ada acara haul akbar.

Tak lama shalat segera berlangsung di mesjid tersebut. Tiba-tiba selagi imam masih melafalkan Al-Fatihah di rakaat pertama, muncul teriakan yang segera memecahkan suasana hening di mushala, "Maliiiingg!!!", terlihat di antara ibu-ibu mukenaan yang telat ke mesjid, seorang pemuda berandal kesusahan menyimpan helm para jemaah shalat ke dalam tasnya yang kecil, dan paniklah sang berandal mendengar teriakan tersebut, insting-nya cukup terlatih untuk menggagalkan misinya dan segera melarikan diri.

Orang-orang shalat yang mendengarkan itu segera membubarkan diri meninggalkan shalat mereka, dengan cukup beringas dan bersemangat mengejar sang maling yang gagal membawa apa-apa.

Pengejaran itu terjadi cukup lama, namun berandal itu begitu cakap berlari dan hilang di antara gang-gang berpagar tinggi.

"Kalo gw tangkep gw matiin tuh maling." Ucap Tejo, kemudian di amini orang-orang yang turut mengejar si maling. Belakangan kasus kemalingan di kampung Babakan sudah begitu memuakkan warga dan polisi tak pernah menangkap satupun pelaku kemalingan yang dilaporkan warga walau telah direkam cctv, bahkan karakteristik tampangnya dicirikan detil oleh warga.

Kaki Tejo kini kotor karena tak sempat ia memakai sendalnya saat melakukan pengejaran, mengalir deras pula keringat dari dahinya bersama para pemuda lain yang turut mengejar. Tejo kembali ke mushala, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan shalatnya karena bajunya telah basah oleh keringat, dan sadarlah dia saat itu sendalnya telah hilang di bawah tangga batas suci mushala yang kini sepi dan hanya menyisakan sendal swallow hijau butut berlubang.

"Bangsaaaaaatt, sendal Eiger gw, bajinggaaaaan!!!" Teriak Tejo dalam hati, dan pulanglah dia berpasrah diri menggunakan sendal berlubang tersebut.

***

Di antara suara azan Dzuhur, Yadi, dengan wajah lusuh akhirnya pulang setelah bekerja semalaman penuh tanpa membawa uang sepeserpun. Di dalam rumahnya, ia melewati banyak televisi, speaker, dan ampli bekas yang tak laku walau sudah diperbaiki dan berfungsi dengan baik. Di depan meja terdapat tempe, sambel dan nasi yang segera Yadi habiskan dengan lahap. Semalam tadi ia belum makan sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun