Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ngabuburit Mesum, Sebuah Ironi Bulan Suci Ramadan

7 Juni 2017   12:30 Diperbarui: 7 Juni 2017   14:48 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Setiap orang dilarang melakukan, memamerkan atau menyajikan secara eksplisit tindakan asusila di fasilitas umum" kira-kira seperti itulah bunyi salah satu dari berbagai peraturan yang berlaku di negara Indonesia seperti saya kutip dari Peraturan Daerah No.4/2013 tentang Ketertiban Umum Kabupaten Kulon Progo Provinsi Yogyakarta. Kalau mau lihat dasar teologi alias agama silahkan lihat berbagai fatwa dan komentar pejabat MUI alias Majlis Ulama Indonesia selama bulan suci ramadan yang seakan tak bosan mengingatkan soal moral dan kemurnian puasa untuk menjaga hawa nafsu syahwat bersama.

Mari sejenak kita flashback sebentar ke sejarah ngababurit yang ternyata sudah jamak dilakukan muslim di Indonesia. Menurut sejarawan Haryoto Kunto,Sungai zaman dahulu airnya masih sejuk. Jernih bersih sejak dari hulu di kaki Gunung sampai bermuara di Sungai. Umumnya orang-orang jaman dulu bermain menirukan Tarzan (tokoh rekaan yang dikisahkan hidup di hutan), mereka pun sering bermain kucing-kucingan di pinggir Sungai sampai mandi bersama buktinya sampai sekarang jamak kita temui ritual mandi bulan puasa namun sudah bergeser ke kolam renang dan pantai. Setidaknya itu salah satu bukti kalau ngabuburit sudah mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia.

Berdasarkan ajaran agama islam berpuasa selain menahan godaan dari makanan, juga hawa nafsu, dan hal yang paling ditunggu yakni ngebuburit menunggu adzan maghrib untuk biasanya berbuka puasa bersama keluarga tercinta. Namun bagaimana jadinya bila momentum itu disalah gunakan oleh manusia? Terutama kalangan generasi muda? saya sendiri juga tak munafik kalau pernah mengajak pasangan belum halal alias pacar untuk ngabuburit bersama.

Sudah menjadi kebiasaan muda-mudi menjelang buka puasa melakukan ngabuburit di sejumlah tempat dari taman sampai hutan dan dari rumah keluarga sampai  rumah ibadah alias masjid. Waktu luang menjelang momen buka puasa bersama itu diisi dengan ragam kegiatan. Mulai dari diskusi keagamaan, ngobrol-ngobrol, dan belanja. Yang lebih miris banyak generasi muda yang mengisi kegiatan itu dengan melakukan perbuatan mesum. Media pun jamak memberitakan berbagai razia aparat untuk ketertiban umum saat senja masuk saat bulan suci ramadan. 

Menariknya banyak pasangan terjaring aparat telah terbukti melanggar ketertiban umum bahkan ada yang terbukti secara sah dan meyakinkan telah melampui batas dengan melakukan hubungan badan. Setelah itu biasanya pihak aparat melakukan pendataan dan peringatan kepada setiap pasangan. Kemudian, para pelaku diwajibkan membuat surat pernyataan untuk disampaikan kepada orang tua dan sekolahnya masing-masing. Ada juga beberapa kasus berbuntut panjang dimana orang tua para gadis biasanya tak terima lalu melaporkan pihak pria ke pengadilan yang berujung perubahan status menjadi tahanan penjara.

Fenomena ini walau terkesan tabu ataupun memalukan namun sangat nyata terjadi di tengah kesucian Ramadan.  Beginilah realita umat islam indonesia yang sebagaimana lazimnya ciptaan Tuhan memang tak luput dari berbagai macam cela. Terbukti masih banyak para generasi muda khususnya pelajar yang tanpa malu dan berpikir panjang melakukan hal-hal tidak terpuji seperti itu di ruang publik walaupun secara agama dan hukum melanggar kaidah yang berlaku. 

Oleh karena itu saya menghimbau agar kita meperkuat ketahan keluarga dan lingkungan sekitar rumah kita agar terhindar dari pelanggaran. Khusus untuk para pasangan saya menghimbau untuk segera menghalalkan pasangan masing-masing dan menjaga nafsu bersama. Sulit memang namun ngabuburit bisa kita hindari dengan kegiatan berkelompok yang lebih bermanfaat buat komunitas daripada menyerempet resiko melalui berduaan saat waktu puasa.  Bagi pemerintah saya mohon memperhatikan kebutuhan pasangan muda ini dengan memfasilitasi kebijakan nikah massal gratis ataupun penyediaan kebijakan yang ramah bagi keluarga muda.

Demikian sekedar autokritik bagi saya dan kita semua semoga bisa melakukan perbaikan.

Magelang 7 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun