Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fenomena TNI Jadi Kompasianer Militer di Kompasiana

31 Oktober 2017   20:35 Diperbarui: 31 Oktober 2017   21:00 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah militer di kompasiana memang masih misterius. Kalau kompasiana ibarat kampus akun-akun kompasianer militer sudah seperti resimen mahasiswa. Sadar atau tidak mereka ada coba lihat saja akun kesatuan-kesatuan itu dalam kompasiana dan pastinya membaca tulisan kompasianer sipil. Saya curiga jangan-jangan selama ini mereka menjalankan fungsi intelijen dalam kompasiana macam Mayor Yoyok sebelum jadi bupati Batang kan pernah nyamar jadi pengusaha di Papua sehingga patut diduga dalam tongkrongan kompasiana seperti kompasianival para tentara ini bisa menjadi siapa saja. 

Jujur kalau saya diberikan kesempatan melanjutkan studi sejarah ke jenjang magister sampai doktor niscaya saya akan buatkan penelitian sejarah militer dunia maya khususnya kompasiana. Siapa tahu nanti TNI berkenan mengangkat tulisan saya sebagai bahan diskursus dalam akademi militer atau sekolah komando bahkan universitas pertahanan biar perkuliahanya lebih kekiniandan lebih bewarna.

Keberadaan mereka sebagai kompasianer dalam bentuk akun satuan terverivikasi atau akun tanpa verivikasi macam kompasianer Bram yang selalu menuliskan aktivitas Edy Rahmayadi menandakan bahwa  tentara itu benar-benar paket lengkap. Mimpin perang bisa, mimpin prajurit menulis di dunia maya macam kompasiana bisa. Seperti kemampuan  kepemimpinan dalam mengayomi warga sipil. 

Sebagaimana yang ditunjukkan  Pak Harto waktu menanyai dengan penuh kelembutan kepada seorang anak SD karena pertanyaannya di sebuah acara bincang-bincang Presiden dengan rakyatnya ketika bertanya "Pak kenapa Presiden kita cuma satu orang." Pak Harto cuma jawab, "Siapa yang suruh? Yang suruh nanya siapa?" 

Sambil senyum dengan penuh keteduhan dengan penuh pengertian kalau anak-anak, kan biasa jika bosan  terhadap sesuatu, jadi suka nanya aneh-aneh. Apalagi jika kebosanan itu  lahir karena presiden negaranya itu-itu aja. Tanggapan yang demikian segera membuat hati anak-anak itu begitu adem  dan dingin sedingin es. Pemandangan yang menunjukkan bahwa tentara itu  nggak pernah jahat dan kejam karena mereka melakukan tugas selalu dengan  senyum. Bahkan sesulit dan semenantang apa pun tugas itu. 

Apa jangan-jangan salah satu motto korps TNI yang menjadi doktrin seperti bekerja tanpa hitung untung rugi sudah sangat mengakar sampai ke seluruh jiwa raga. Kalau begitu adanya maka saya bersyukur mungkin kompasianer militer sewaktu-waktu bisa ikut perang tulisan sama pendukung ideologi lain macam khilafah dikompasiana. Gimana ndan? soalnya kasian kompasianer Yon Bayu itu kalau lagi nulis politik pro nkri pasti ada aja pendukung anti nkri yang nyiyir kan kalau TNI muncul selesai perkara.

Nah kembali ke topik, saya pikir fenomena tentara membuat akun kompasiana sebagai salah satu varian kompasianer militer sekaligus usaha tentara untuk kembali membasmi kegalauannya di masa damai. Jangan salah lho, penampilan kompasianer militer di kompasiana itu kalau digabung jadi satu semua akun militer enggak jelek-jelek amat, moncer malah, bahkan bisa rajin bikin artikel sampai tiap hari. Sampai-sampai sempat terpikir oleh saya, kalau ide pembentukan gerakan menulis satu hari satu artikelnya kompasianer Tjiptanandi Effendi merupakan bentuk konspirasi para komandan tentara nasional kita bekerja sama dengan grup kompas gramedia agar rakyat indonesia rajin menulis di kompasiana.

Cangkupan tulisan TNI melalui kompasianer militernya memang enggak main-main, mereka berhasil mewartakan berita satuan militer dari sabang sampai marauke. Bahkan apabila keberhasilannya berhak mengikuti lomba-lomba kompasiana saya yakin satu persatu kompasianer sipil mengundurkan diri dari nominasi penghargaan award kompasiana. Bagaimana tidak, coba bayangkan apabila kompasianer yang suka mewartakan Salatiga seperti Bambang Setyawan menghadapi saingan satu kesatuan militer salatiga yang terdiri dari ratusan orang, Jelas satu lawan banyak sudah dapat menebak siapa menguasai jalannya penulisan pewartaan Salatiga dalam kompasiana. Nanti kompasiana berasa di  zaman Bapak yang "itu", bisa-bisa semua tulisan di kompasiana menjadi seragam. Dan yang untung nanti saya sebagai sejarawan amatiran bisa buat buku heroik ketika kompasiana berseragam. 

Masuk kompasiana memang bisa jadi alternatif lain bagi tentara setelah mereka berhasil tiap tahun mengadakan program TMMD alias Tentara Manunggal Membangun Desa atau yang terbaru keberhasilan tentara masuk kampus melalui program bela negara yang jadi menu wajib setiap mahasiswa baru plus program lama tentara masuk kampus yaitu menwa alias resimen mahasiswa.

Kalau militer masuk headline kompasiana, itu sih jatah para komandan seperti tulisan tentang Edy Rahmayadi, enggak usah dibahas.  Lagipula, jarang sekali terjadi keributan dari sini, kecuali kalau mereka-mereka yang jadi politisi sekaligus panglima tertinggi bosan dengan isu panas macam reklamasi butuh berita dari kompasiana untuk  mengalihkan isunya.

Masuknya tentara ke kompasiana juga bisa jadi ajang pembelajaran baik buat para pembaca kompasiana, kompasianer sipil maupun untuk tentara sendiri yang jadi kompasianer militer. Siapa bilang kalau petugas keamanan dan pertahanan yang ikut menulis kompasiana (konon di  luar negeri seperti Israel dan Rusia tentara gak boleh aktif di dunia maya apalagi nulis blog macam kompasiana) adalah salah satu faktor  yang menyebabkan seringnya terjadi kerusuhan antar penulis opini kompasiana? Tiap TNI menulis melalui akun kompasianer militer semua mata dengan takzim menyimak tulisanya. Ajaibnya tidak terjadi apa-apa tuh. Cek saja akun-akun tuyul yang sukanya rating tidak menarik apalagi muncul dengan kritik mampir dalam kolom komentar bagaikan hilang ditelang bumi bahkan sejenak kompasiana menjadi aman sentosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun