Lalu seperti apakah langkah terbaik bagi generasi muda milenial Indonesia yang belok kiri? Untuk menjawabnya contohlah golongan-golongan kiri moderat atau sosialisme demokrat di Eropa (Jerman) dan  Amerika Latin. Mereka berhasil merangkul kaum agama dengan teologi inklusif, pluralis dan  pembebasan. Mereka berhasil merangkul kaum teknokrat dengan kebijakan humanisme universal mengantisipasi persaingan masa depan dengan AI dan robot.
Singkat kata, mereka berhasil merangkul semua profesi dan identitas SARA melalui persamaan gagasan dan ide tanpa harus masuk kelompok kiri. Atau kalau mau lebih otentik contohlah Syahrir dan Sukarno yang mengembangkan sosialisme Indonesia dengan nama lain Marhaenisme dan Demokrasi Pancasila. Atau kalau mau lebih asli lagi lihatlah pada komunitas adat yang mengembangkan sosialisme sederhana macam suku baduy Jawa barat dan suku samin Jawa Tengah. Terakhir yang paling penting kaum kiri Indonesia harus memperbaiki komunikasi dengan  golongan  berbeda  kalau gagasan sosialisme demokratisme itu aman karena moderat beda dengan komunisme PKI yang radikal.
Kalau mas reza gimana? mas nulis kiri jangan-jangan situ kiri?  jujur saya masih menikmati menjadi kelas menengah hengek atau nista yang lebih suka gemerlapnya dunia pasar bebas. Kalau mau membuat saya dan  kelas menengah kebawah lain belok kiri ke kiri yang moderat tentunya bukan yang radikal karena terlalu eh terlarang silahkan saja buat sosialisme demokratisme alias sosdem yang menarik dan win-win solution biar diterima semua kalangan identitas yang berbeda.  Caranya? pikir sendirilah yang pasti jangan sekali-kali jadi kiri  yang radikal karena kekerasan itu melanggar HAM.Â